Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global tahun depan diperkirakan penuh awan gelap. Sejumlah lembaga bahkan memperkirakan perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sudah disiapkan untuk membangkitkan optimisme sekaligus menjaga kewaspadaan untuk menghadapi resesi global.
“Kita sudah antisipasi dengan prediksi yang baik dan diharapkan kita bisa terus menjaga momentum pemulihan ekonomi,” tutur Prastowo dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Jumat (21/10).
Baca Juga: Indonesia Masuk dalam 4 Negara yang Jauh dari Ancaman Resesi, Ini Penjelasan Menkeu
Menurut Prastowo, APBN 2023 juga sudah didesain dengan reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang alokasinya bisa dihemat dan digunakan untuk belanja yang lebih produktif lagi.
Misalnya saja akan disalurkan untuk belanja perlindungan sosial (perlinsos) yang akan difokuskan kepada beberapa sektor. Diantaranya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), mengatasi stunting, dan juga menjaga tingkat kematian ibu dan anak.
Kemudian, pemerintah juga akan fokus pada pembangunan infrastruktur kesehatan dan digital, industry yang direvitaslisasi dan ekonomi hijau, dengan meningkatkan pendapatan negara dan juga spanding better.
“Pertumbuhan belanja tahun depan memang akan semakin rendah secara persentase, tetapi kualitasnya akan semakin baik. Ini yang dirancang di 2023. Harapannya, ini akan in line dengan semangat Presidensi G20 kita ingin mendorong dan mengajak global untuk dapat pulih bersama dan bangkit lebih kuat,” tambah Prastowo.
Selain menyiapkan APBN 2023 yang tangguh dan kuat, koordinasi antara otoritas fiskal dan juga moneter juga terus dilakukan.
APBN juga terus dilakukan penajaman atau fokus pada belanja prioritas seperti belanja perlinsos bagi masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga akan terus memperkuat di sektor lain, misalnya kepada para pelaku UMKM, pemerintah akan memberikan insentif perpajakan maupun mendapat dukungan permodalan. Untuk para pencari kerja, juga masih diberikan program kartu prakerja yang dapat mendukung para pencari kerja.
Kemudian, akan dilakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar inflasi dapat dikendalikan.
Dari kebijakan-kebiajkan yang sudah disiapkan tersebut, Prastowo berharap agar masyarakat tetap optimistis dengan perekonomian Indonesia pada tahun depan. Meski tidak boleh lengah dan terus waspada.
Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2022 Tembus 5,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News