kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Hadapi banjir, Jokowi bikin 2.000 sumur resapan


Kamis, 03 Oktober 2013 / 09:42 WIB
Hadapi banjir, Jokowi bikin 2.000 sumur resapan
ILUSTRASI. Jet tempur F-16 Angkatan Udara AS.


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Menjelang musim hujan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melaksanakan sejumlah langkah antisipasi banjir. Salah satunya adalah membuat 2.000 sumur resapan dalam yang direncanakan rampung Desember 2013.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada Rabu (2/10) sore kemarin menyempatkan diri meninjau pengerjaan salah satu sumur resapan dalam di depan rumah dinasnya, Jalan Surapati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat.

"Sumur resapan dalam ini berbeda sama sumur resapan biasa. Kalau yang biasa cuma tiga atau lima meter, sumur resapan dalam kedalamannya bisa 60 sampai 200 meter," terang Jokowi.

Jokowi menjelaskan, 2.000 sumur resapan dalam itu dikerjakan oleh Dinas Energi dan Perindustrian DKI dan tersebar di lima wilayah di Jakarta. Pembuatan sumur resapan dalam itu diprioritaskan di daerah yang terjadi genangan saat diguyur hujan lebat.

Contohnya, di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat ; Jalan Matraman, Jakarta Timur, permukiman elit di Menteng, Jakarta Pusat dan sebagainya. "Sudah mulai satu bulan terakhir ini, diharapkan Desember 2013 selesai semua titik," ujarnya.

Pembuatan sumur resapan dalam, lanjutnya, dibarengi dengan perawatan drainase di daerah permukiman yang telah puluhan tahun sudah tak tersentuh perawatan. Ia berharap program yang dijalankan berbarengan itu memiliki imbas positif bagi DKI dalam menghadapi musim hujan.

"Tinggal ditambah ruang terbuka hijau. Saat ini sudah 9% atau 10% di Jakarta, tapi kami usahakan tambah terus. Memang enggak bisa setahun, paling tidak tiga atau empat tahun," ujarnya. (Fabian Januarius Kuwado/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×