Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat skema pembagian beban atau burden sharing antara Bank indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BI meramal kalau neraca keuangan bank sentral akan mencatat defisit.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI akan mengalami defisit hingga Rp 21 triliun pada 2021 akibat menanggung sebagian beban untuk pemulihan ekonomi nasional.
"Kami laporkan di mana memang dari prognosa sampai Agustus tadi, tahun depan BI akan mengalami defisit Rp 21,8 triliun dari surplus tahun ini yang relatif besar," kata Perry dalam rapat kerja bersama dengan komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin (28/9).
Baca Juga: Begini strategi bank mengatur likuiditas saat pandemi corona
Selain itu, Perry juga membeberkan beberapa hal yang memengaruhi defisit neraca keuangan BI. Seperti suku buga global yang turun sehingga menyebabkan penerimaan dari devisa asing juga turun.
Akan tetapi, Perry yakin kalau bank sentral akan menemukan alternatif-alternatif lain sehingga neraca keuangan nanti di tahun depan tak akan terlalu tekor.
“Nanti kita bahas lebih detil lagi dalam Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2021. Namun, terakhir perhitungan kami akan defisit Rp 21,8 triliun,” tandasnya.
Selanjutnya: Rupiah berpeluang kembali menguat pada Jumat (18/9), simak faktor pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News