kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gerakan Pakai Masker menyasar ratusan pasar tradisional di Indonesia


Rabu, 24 Juni 2020 / 20:04 WIB
Gerakan Pakai Masker menyasar ratusan pasar tradisional di Indonesia
ILUSTRASI. Gerakan Pakai Masker


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Ajak semua lapisan masyarakat gunakan masker untuk menekan penyebaran virus Covid-19, Gerakan Pakai Masker melakukan kegiatan penyuluhan pakai masker. Kegiatan terbaru kali ini adalah pembekalan kepada para penyuluh yakni para pedagang di pasar di 277 pasar di kawasan Jabodetabek.

Targetnya: para penyuluh ini mampu menjadi penyuluh dengan mengajak para pedagang sekaligus pembeli agar pakai masker, sebagai perlindungan minimal penularan dan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pembekalan kepada para peyuluhan ini adalah merupakan kegiatan awal sebelum nantinya akan meluas ke 9.200 pasar tradisional di seluruh Indonesia. Rencananya, Gerakan Pakai Masker akan diluncurkan secara resmi di pasar tradisional Tanah Tinggi, Tangerang, Sabtu 27 Juni 2020 nanti. 

Lewat penyuluhan secara daring, penyuluhan diawali pentingkan pakai masker sampai dengan tatacara menggunakan masker secara benar, cara mencucinya hingga dampak penggunaan masker bagi kesehatan, termasuk bagi kesehatan kulit. 

Dalam pengantar pembukaan penyuluhan penggunaan masker di pasar, Ketua Gerakan Pakai Masker (GPM) Sigit Pramono mengatakan, pasar tradisional menjadi tempat penyuluhan karena intensitas keramaiannya yang tinggi. 

Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga

Menjadi urat nadi penting bagi ekonomi Indonesia, pasar rawan dengan penyebaran virus corona atau Covid-19. Interaksi antarpedagang, pedagang dengan pembeli bisa membuat efek gulir panjang atas penyerabaran virus corona yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya itu. 

Di mulai dari pasar, rantai penyebaran Covid-19 bukan mustahil sampai unit terkecil masyarakat kita yakni rumah tangga.  Pedagang sayur rumahan yang berbelanja di pasar rawan menjadi agen penularan penyebaran Covid-19, jika tidak diantisipasi. 

Terbukti, kasus positif corona baru saat ini marak berawal dari area pasar. “Maka, kami sengaja memulainya gerakan pakai masker dengan menyasar pasar tradisional karena kita tahu bahwa pasar tradisional ini adalah urat nadi dari perekonomian kita,” ujar Sigit dalam Penyuluhan Pakai Masker secara daring, Rabu (24/6).

Apalagi dalam beberapa minggu terakhir ini banyak kasus-kasus baru yang menyebabkan pasar harus ditutup, sehingga gerakan kita mulai di pasar tradisional.  Terbaru adalah Pasar Palmerah yang mulai Kamis 25 Juni ini akan ditutup selama 3 hari lantaran ada 3 pedagang positif Covid-19. 

Baca Juga: Waspadai kemungkinan serangan Covid-19 gelombang 2, gerakan pakai masker diluncurkan

Sebelumnya, sudah banyak pasar trandisional yang harus ditutup lantaran ditemukan ada pedagang positif Covid-19.  Pasar tradisonal itu antara lain, Pasar Lontar, Gondangdia, Petojo Enclek, Serdang, Rawasari, Tomang Barat, Slipi, Cijantung Ciracas, Palmeriam, Perumnas Klender, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Pondok Labu, Warung Buncit, Pasar Minggu, Lenteng Agung, Kelapa Gading, hingga Kramat Jati.

"Kami fokus kepada gerakan pakai masker karena kami meyakini jika  kita semua  disiplin pakai masker saja, kita bisa menyelamatkan negeri ini. Ekonomi kita juga akan selamat, yang penting adalah disiplin pakai masker," ujar Sigit.

Berdasarkan banyak penelitian, penggunaan masker bisa menekan penyebaran virus hingga 75%. Bahkan berdasarkan penelitian yang yang dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health menunjukkan bahwa memakai masker di rumah efektif menekan penyebaran virus hingga 79%dengan catatan masker harus digunakan sebelum seseorang di dalam keluarga menunjukkan gejala.

Jadi yuk, pakai masker untuk menekan penyebaran Covid-19. Lindungi kamu, diriku dan lingkunganmu dengan pakai masker. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×