Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari ini, masyarakat dihebohkan dengan tingginya suhu di sejumlah wilayah Indonesia. Khalayak menyoroti suhu yang tinggi ini, bahkan sampai mengunggah konten berisi tangkapan layar suhu udara di sekitarnya.
Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana mengatakan, sejumlah wilayah memang tercatat mengalami suhu udara cukup tinggi.
Taufan menuturkan, pada Senin (21/10) kemarin, tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yakni Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38.8 derajat celcius, Stasiun Klimatologi Maros 38.3 derajat celcius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 derajat celcius.
Baca Juga: BMKG: Suhu panas masih akan melanda sejumlah daerah sepekan ke depan
"Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celcius," kata Taufan kepada Kompas.com, Selasa (22/10) siang.
Sementara itu, lanjut Taufan, stasiun-stasiun meteorologi yang ada di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara maksimum terukur berkisar antara 35-36.5 derajat celcius.
Gerak Semu Matahari
Taufan menjelaskan, berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan khatulistiwa, berkaitan dengan gerak semu Matahari. Ia menambahkan, pada bulan September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember.
Baca Juga: Kata BMKG, ini dia penyebab suhu Jakarta tembus 36,5 derajat Celcius di siang hari
"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya," papar Taufan.
Kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.