kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot produksi komoditas, pemerintah kembangkan 250 desa organik


Kamis, 23 Agustus 2018 / 20:28 WIB
Genjot produksi komoditas, pemerintah kembangkan 250 desa organik
ILUSTRASI.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemtan) mengembangkan 250 desa organik dengan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Ini bertujuan untuk menggenjot produksi komoditas yang memiliki daya saing yang tinggi.

Direktur Perlindungan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Sriwijayanti Yusuf mengatakan, lima desa organik di antaranya dialokasikan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany Lamakampali mengatakan, terdapat tujuh kabupaten di Provinsi Sulteng yang mengembangkan pertanian organik yaitu Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong, Tojo Unauna, Banggai, Poso dan Kota Palu.

"Di daerah ini sudah terdapat 37 Kelompok Tani yang bersertifikat organik atau prima 3," kata Trie, dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (23/8).

Sulteng pun mendukung peningkatan daya saing produk pertanian khusus hortikultura, mengingat terbukanya pasar global dan kesadaran masyarakat akan produk yang bermutu, aman konsumsi dan ramah lingkungan.

Sriwijayanti pun memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sulteng yang sudah memberikan dukungan dalam pengembangan produk pertanian yang bermutu dan berdaya saing. Ia pun memberikan penghargaan kepada kelompok tani yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dalam penyediaan produk pertanian khususnya hortikultura.

"Dengan dukungan pemda yang kuat, diharapkan ke depannnya akan semakin banyak petani yang mau dan mampu menerapkan sistem jaminan mutu dalam menyediakan produk pangan yang aman konsumsi, aman untuk produsen dan menjaga keamanan lingkungan," ujar Sriwijayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×