kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Genjot Produksi, Deptan Tambah Lahan Sawah 200.000 Hektare per Tahun


Senin, 08 Juni 2009 / 08:37 WIB
Genjot Produksi, Deptan Tambah Lahan Sawah 200.000 Hektare per Tahun


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Swasembada beras yang kini disandang Indonesia ternyata belum memuaskan Pemerintah. Departemen Pertanian (Deptan) terus berusaha menggenjot produksi beras.

Salah satu caranya adalah memperluas lahan sawah sebanyak 200.000 hektare per tahun. Rencananya, program ini akan berlangsung hingga 2014. "Kami berharap, setiap tahun produksi padi naik 5%," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimoeso, akhir pekan lalu.

Total lahan padi saat ini baru 7 juta hektare. Dengan luas sawah sebesar itu, produksi padi pada tahun ini diperkirakan mencapai 63,3 juta ton gabah kering giling (GKG). Tahun lalu, produksi padi hanya sebesar 60,3 juta ton gabah kering.

Sutarto menegaskan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperluas areal penanaman padi itu. Misalnya, pencetakan sawah baru, pemanfaatan lahan suboptimal seperti lahan tidur, lahan perkebunan, dan lahan kering.
Selain penambahan areal penanaman padi biasa, tahun ini, Deptan juga punya program penanaman padi hibrida seluas 500.000 hektare. Jumlah ini lebih banyak 200.000 hektare ketimbang tahun lalu yang hanya 300.000 hektare.

Sayangnya, masih ada satu masalah besar yang bakal menghadang, yakni tingginya konversi lahan menjadi pemukiman akibat kenaikan jumlah penduduk. Saban tahun, jumlah penduduk naik rata-rata sekitar 1,34%.

Akibatnya, di satu sisi kebutuhan beras meningkat. Namun di sisi lain, lahan pertanian cenderung tetap, bahkan berkurang. Buntutnya, Indonesia kerap mengandalkan impor beras sebagai jurus ampuh memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.

Namun, Sutarto menyatakan, Pemerintah tengah mencari jalan mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah menerbitkan aturan soal pembatasan penggunaan areal lahan menjadi non-pertanian. Aturan ini akan dibuat dalam bentuk undang-undang (UU). "RUU tentang lahan pertanian berkelanjutan itu diharapkan bisa mengurangi laju konversi lahan pertanian ke non-pertanian," ujar Sutarto.

Selain itu, Deptan juga berencana mempercepat penetapan lahan pertanian abadi. Dengan cara ini, produksi padi yang berkelanjutan bisa terus dipertahankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×