Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma dan kantor Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) berupaya mendorong ekspor Indonesia ke Italia. Promosi dilakukan melalui iklan promosi komoditas ekspor dan pariwisata di tiga kota di Italia, yakni Roma, Milan, dan Napoli.
Di Milan, iklan promosi dilakukan di sarana transpotasi utamanya, yakni tram. Sementara di Roma dan Napoli, iklan promosi berupa poster produk ekspor dan obyek wisata Indonesia di beberapa sudut distrik bisnis dan pusat wisata kedua kota tersebut.
Adapun produk eskpor yang dipromosikan melalui iklan itu berupa kopi, karet, dan sawit yang merupakan komoditas ekspor utama Indonesia ke Italia selama ini.
Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, iklan promosi tersebut akan melengkapi upaya promosi lainnya yang dilakukan pemerintah. "Mudah-mudahan akan terlihat pada peningkatan pada data ekspor maupun wisatawan mancanegara kita nantinya," kata Anggoro kepada KONTAN, Minggu (10/9).
Berdasarkan data BPS, Italia menjadi negara terbesar ketiga diantara negara-negara tujuan ekspor Indonesia ke Eropa. Pada Januari hingga Juli 2017, nilai ekspor Indonesia ke Italia mencapai US$ 1,12 juta miliar. Jumlah itu naik 22,64% dibanding nilai eskpor ke Italia di periode yang sama pada tahun lalu.
Meski demikian, total ekspor Indonesia ke Italia sejak tahun 2011 hingga tahun 2017 menunjukkan tren penurunan. Pada 2011, ekspor Indonesia ke Italia masih mencapai sebesar US$ 2,99 miliar. Di 2016, ekspor ke negara tersebut turun menjadi US$ 1,57 miliar.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, upaya promosi yang dilakukan tersebut cukup baik untuk memperkenalkan produk ekspor Indonesia. "Ini adalah sunk cost, biaya yang tidak akan kembali atau terganti, tetapi dibutuhkan dalam promosi," kata Eric kepada KONTAN.
Namun demikian, masih dibutuhkan waktu agar ekspor Indonesia ke negara tersebut naik tajam. Selain itu, ekspor Indonesia ke Italia juga masih tergantung pada faktor permintaan dan nilai tukar.
"Tetapi promosi dan networking akan membantu," imbuhnya.
Eric menilai, nilai ekspor Indonesia ke Italia yang menurun sejak 2011, lantaran ekonominya yang masih dalam proses pemulihan krisis. Hal itu membuat permintaan untuk impor dari negara-negara lain melambat. Namun, tren pertumbuhan ekonomi Italia membaik sehingga potensi peningkatan permintaan masih ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News