kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gemuknya Kabinet Prabowo Tidak Jadi Jaminan Selesaikan Persoalan


Kamis, 17 Oktober 2024 / 17:35 WIB
Gemuknya Kabinet Prabowo Tidak Jadi Jaminan Selesaikan Persoalan
ILUSTRASI. Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyapa wartawan usai melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Jumlah Kementerian di Pemerintahan Prabowo Subianto digadang-gadang bakal super gemoy


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Jumlah Kementerian di Pemerintahan Prabowo Subianto digadang-gadang bakal super gemoy. Apalagi sebelumnya, lebih dari 100 tokoh yang disebut-sebut akan mengisi bangku menteri dan wakil menteri dipanggil ke kediaman Prabowo.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI), Agus Pambagio mengatakan, gemuknya jumlah Kementerian di Pemerintahan Prabowo tidak bisa menjadi jaminan mampu menyelesaikan sejumlah persoalan di Tanah Air.

“Nggak jaminan, karena yang dipilih ada yang kekerabatan, ada yang pertemanan, ada politik, banyak,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/10).

Agus mengungkapkan, sebetulnya banyaknya jumlah menteri maupun wakil menteri tidak menjadi masalah, hanya saja ini akan menimbulkan pemborosan anggaran negara. Namun, kata dia, adanya wacana jumlah wakil menteri lebih dari satu orang ini bergantung dengan kementeriannya.

Baca Juga: Prabowo Beri Pesan Tegas ke Calon Menteri untuk Tidak Korupsi

“Tinggal nunggu kementeriannya saja, kalau kementeriannya sibuk ya nggak papa punya dua (wamen), tapi itu akan pemborosan juga untuk anggaran negara,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan, gemuknya jumlah kabinet di pemerintahan Prabowo tidak bisa dibandingkan dengan kabinet-kabinet di negara lain. Pasalnya, Indonesia memilki struktur dan latar belakang yang berbeda.

“Gemuknya Kementerian ini tergantung kebutuhan, kita gak bisa bandingkan dengan negara lain, tingkat sejahteraannya berbeda, latar belakang pemerintahan berbeda korupsi tidak seperti di sini,” terangnya.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitasi Al-Azhar, Ujang Komaruddin menyatakan, banyak atau tidaknya jumlah kementerian menjadi hak prerogratif Prabowo. Menurutnya, masyarakat hanya tinggal memonitor apakah lebih dari 100 tokoh itu semuanya akan menjadi menteri maupun wakil menteri.

“Apakah 100 orang itu dijadikan semua apakah menteri dan wakil menterinya lebih dari 100 orang ya kita tunggu, efektif atau tidak, berkinerja bagus atau tidak, korupsi atau tidak, kita kontrol bersama ketika dilantik dan 100 hari kerja,” imbuhnya.

Ujang tak memungkiri, kabinet Prabowo bakal menjadi kabinet yang super gemoy, ini juga merupakan bagian dari power sharing, akomodasi politik yang dilakukan Prabowo.

Dia juga memberikan sejumlah catatan bagi Prabowo dalam memilih menteri dan wakil menteri atau kabinet yang baik, pertama, memillih tokoh yang jauh dari tindak korupsi dengan memiliki integritas yang baik.

Kedua, Prabowo harus memilih tokoh-tokoh yang ahli, profesional, ketiga, loyal kepada presiden bukan kepada partai. Keempat, punya jiwa kepemimpinan yang mampu membawa lokomotif di kementeriannya.

“Kelima cari menteri yang bisa turun ke bawah deket dengan rakyat juga mampu berkomunikasi dengan pihak atas atau elit,” tandasnya.

Baca Juga: Kabinet Era Prabowo Makin Gemoy Disaat Penerimaan Negara Lesu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×