kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.339   37,00   0,23%
  • IDX 7.396   84,30   1,15%
  • KOMPAS100 1.043   6,59   0,64%
  • LQ45 788   2,84   0,36%
  • ISSI 247   4,56   1,88%
  • IDX30 408   1,49   0,37%
  • IDXHIDIV20 466   1,05   0,23%
  • IDX80 118   0,88   0,76%
  • IDXV30 119   0,42   0,35%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Gaya Jokowi-Jk menjaring calon menterinya


Jumat, 10 Oktober 2014 / 17:48 WIB
Gaya Jokowi-Jk menjaring calon menterinya
ILUSTRASI. Usai cuti bersama Idulfitri berakhir, BPJPH kembali membuka layanan sertifikasi halal. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) bersama pasangannya Jusuf Kalla punya cara tersendiri untuk menyeleksi calon-calon menterinya. Jokowi menginginkan proses penyeleksian dilakukan secara diam-diam.

"Tempat seleksinya di mana-mana, di warung, di lapangan, di rumah dinas, di Balaikota, di rumah Pak JK. Jadi yang dicek (diseleksi) itu tidak merasa," ujar Jokowi di rumah dinas kegubernuran, Jalan Taman Suropati 7, Menteng, Jumat (10/10).

Jokowi mengatakan, seleksi "tersembunyi" itu dilakukan untuk mendapatkan fakta yang riil soal latar belakang calon menterinya. Jokowi ingin tidak salah menempatkan orang dalam susunan kabinetnya. Aspek yang ditelisik itu mencakup beberapa hal, antara lain aspek manajerial, integritas, rekam jejak, dan hal-hal apa saja yang sudah dikerjakan yang bersangkutan selama ini. 

Hanya saja, nama-nama itu belum diserahkan kepada Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ditelusuri rekam jejak bersih atau tidaknya yang bersangkutan.

"Secepatnya (diserahkan ke PPATK dan KPK) kalau sudah rampung semua. Lebih cepat lebih baik, semakin cepat semakin baik," ujar Jokowi.

Di samping itu, Jokowi juga meniadakan proses wawancara terhadap para calon menteri. "Jadi enggak ada interview, kami hanya mengecek saja," ujarnya. 

Jokowi-Jusuf Kalla telah mengubah postur kabinet pemerintahannya dari 34 kementerian menjadi 33 kementerian. Komposisinya, 18 nama berlatar belakang profesional murni dan 15 nama berlatar belakang partai politik.

Perubahan itu untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Kendati demikian, Jokowi mengakui bahwa keputusan tersebut belum final. Ia janji akan memproses postur kabinet secepatnya. (Imanuel Nicolas Manafe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×