Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) bersama pasangannya Jusuf Kalla punya cara tersendiri untuk menyeleksi calon-calon menterinya. Jokowi menginginkan proses penyeleksian dilakukan secara diam-diam.
"Tempat seleksinya di mana-mana, di warung, di lapangan, di rumah dinas, di Balaikota, di rumah Pak JK. Jadi yang dicek (diseleksi) itu tidak merasa," ujar Jokowi di rumah dinas kegubernuran, Jalan Taman Suropati 7, Menteng, Jumat (10/10).
Jokowi mengatakan, seleksi "tersembunyi" itu dilakukan untuk mendapatkan fakta yang riil soal latar belakang calon menterinya. Jokowi ingin tidak salah menempatkan orang dalam susunan kabinetnya. Aspek yang ditelisik itu mencakup beberapa hal, antara lain aspek manajerial, integritas, rekam jejak, dan hal-hal apa saja yang sudah dikerjakan yang bersangkutan selama ini.
Hanya saja, nama-nama itu belum diserahkan kepada Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ditelusuri rekam jejak bersih atau tidaknya yang bersangkutan.
"Secepatnya (diserahkan ke PPATK dan KPK) kalau sudah rampung semua. Lebih cepat lebih baik, semakin cepat semakin baik," ujar Jokowi.
Di samping itu, Jokowi juga meniadakan proses wawancara terhadap para calon menteri. "Jadi enggak ada interview, kami hanya mengecek saja," ujarnya.
Jokowi-Jusuf Kalla telah mengubah postur kabinet pemerintahannya dari 34 kementerian menjadi 33 kementerian. Komposisinya, 18 nama berlatar belakang profesional murni dan 15 nama berlatar belakang partai politik.
Perubahan itu untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Kendati demikian, Jokowi mengakui bahwa keputusan tersebut belum final. Ia janji akan memproses postur kabinet secepatnya. (Imanuel Nicolas Manafe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News