Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan akan mengganti sistem penetapan suku bunga penawaran antarbank atau Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) overnight melalui mekanisme transaksi atau INDONIA. Melalui mekanisme transaksi, tingkat bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight diharapkan lebih kredibel dan mencerminkan kondisi market yang sebenarnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, maka bunga PUAB overnight akan lebih menggambarkan kondidi market yang sebenarnya karena perhitungan bunga dilakukan atas dasar transaksi dan bukan kuotasi dari bank-bank kontributor. Josua bilang, INDONIA juga akan memperdalam transaksi derivatif atau lindung nilai transaksi lantaran selama ini premi transaksi lindung nilai mengacu pada JIBOR.
"Kalau JIBOR tidak transparan maka perhitungan premi transaksi lindung nilai tidak efisien," kata Josua kepada KONTAN, Minggu (22/7). Makanya, kebanyakan korporasi tidak mau melakukan transaksi lindung nilai dan memilih melakukan pembelian dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
Jika perhitungan premi lebih efisien, Josua memperkirakan pelaku pasar mau melakukan transaksi lindung nilai. Dengan demikian, permintaan dollar AS akan lebih terkelola dengan baik.
Apalagi, pergerakan nilai tukar rupiah saat ini lebih fluktuatif. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah pada 20 Juli 2018 lalu menembus level Rp 14,520 per dollar AS, melemah dari hari sebelumnya yang masih ada di level Rp 14.418 per dollar AS.
"Setiap perusahaan sudah tau mau impor sesuatu, dia bisa lock-up rupiahnya sekarang. Jadi saat dia butuh dollar untuk impor, dia enggak perlu bayar dollar lebih mahal. Ini mengurasi risiko fluktuasi kurs dan menguntungkan pelaku pasar," tambahnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, mekanisme transaksi untuk perhitungan PUAB overnight telah dilakukan negara-negara lain. Misalnya, Ingrris dengan Sterling Overnight Index Average (SONIA).
SONIA diinisiasi pada tahun 1997 oleh Wholesale Markets Brokers Association (WMBA) di Inggris Raya. Sebelum SONIA, WMBA tidak memiliki tingkat pendanaan sterling overnight. Kekosongan ini menciptakan volatilitas suku bunga overnight Inggris.
Ketika SONIA diciptakan, ini memberi stabilitas pada suku bunga overnight dan juga mendorong terciptanya pasar Overnight Index Swaps (OIS) dan Sterling Money Markets di Inggris Raya.
Pada 25 April 2016, Bank of England (BoE) menjadi administrator SONIA dan bertanggung jawab penuh atas patokan SONIA. Secara bertahap, SONIA dijadikan sebagai alternatif menggantikan London Interbank Offered Rate (LIBOR) karena adanya skandal kecurangan di pasar keuangan.
Pada April 2018, BoE mereformasi SONIA dengan mengubah metode perhitungan bunga SONIA menggunakan metode rata-rata tertimbang volume tertimbang. Laju SONIA akan muncul keesokan harinya pada pukul 9 pagi setelah rata-rata tertimbang bunga di pasar pada hari sebelumnya.
Makanya, Mirza bilang INDONIA juga akan menjadi basis untuk pasar menciptakan instrumen OIS. Setelah OIS terbentuk maka pasar akan memiliki instrumen hedging yang baru yaitu Interest Rate Swap (IRS). "Perlu waktu untuk menuju kepada IRS, tapi harus kita mulai karena negara tetangga sudah punya IRS," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News