Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Staf Khusus presiden bidang ekonomi dan pembangunan, Firmanzah, menilai, perekonomian Indonesia terus menunjukan perbaikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin rendahnya inflasi di bulan Maret 2014, serta neraca perdagangan yang kembali surplus di bulan Februari 2014.
Menurut dia, membaiknya data-data ekonomi tersebut merupakan hasil dari kebijakan Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga di level 7,5%. Seperti diketahui, BI telah menahan BI rate di level tersebut sejak bulan November 2013 lalu.
"Suku bunga acuan ditambah penguatan nilai tukar telah memberi andil dalam penurunan impor," ujar Firmanzah, seperti yang dikutip KONTAN dari www.setkab.go.id hari ini, Jumat (4/4).
Seperti penghitungan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bulan Maret 2014 tercatat 0,08%. Atau lebih rendah dari Februari 2014 yang sebesar 0,26% dan Maret 2013 1,41%.
Membaiknya data-data ekonomi tersebut juga diyakini Firmanzah sebagai indikasi menguatnya fundamental ekonomi Indonesia. Bahkan, penguatan fundamental ekonomi ini diprediksi akan berlanjut, dengan beberapa catatan.
Antara lain, dari sisi fiskal, pemerintah harus tetap melanjutkan kebijakan hilirisasi industri. Sebab, hanya dengan cara itu nilai tambah produk Indonesia akan meningkat. Oleh karenanya, itu juga bisa mendongkrak nilai ekspor di masa mendatang.
Selain itu, harus memperhatikan faktor eksternal. Menurut catatannya, dalam tiga-lima tahun mendatang, Indonesia akan menghadapi ketidakpastian global. Selain itu, Firmanzah juga mengingatkan pemerintah supaya menjaga stabilitas Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News