Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior Faisal Basri menyebut-nyebut pemerintah sebagai dalang ketidakpastian ekonomi Indonesia. Meski ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tidak mungkin amblas dalam waktu sekejap, Surat Utang Negara (SUN) banyak dipegang oleh asing menjadi salah satu dalangnya. Bahkan, porsi asing yang memegang SUN sebesar 38,3%. Angka itu paling tinggi di wilayah Asia Tenggara.
"Yang bikin (ketidakpastian) itu pemerintah. Kepemilikan asing atas SUN di China 4%, Malaysia 22%, Filipina di bawah 10%. Kita 38,3%. Jadi yang membuat ketidakpastian adalah pemerintah. Mohon maaf," kata Faisal Basri di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Baca Juga: Harga SUN Terkoreksi Perang Dagang
Kendati demikian, dia bilang Indonesia sudah membaik dari sisi investor lokal. Investor lokal terus bertumbuh hingga porsinya mencapai 2/3 alias 66% jika dilihat dari pasar saham (stock market). "Investor lokal itu sudah 2/3 dibanding 5 tahun lalu 50:50. Asingnya sekarang tinggal 33%-an. Sehingga kalau asingnya pergi, enggak terlalu berpengaruh," ucap dia.
Selain itu, Indonesia bisa dibilang masih beruntung dibanding negara lain yang ikut jatuh saat ekonomi global tidak bersahabat. Pasalnya, ekspor masih rendah dan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi masyarakat. Jika turun, penurunannya tidak akan berlangsung cepat dan mendadak.
Baca Juga: Kepemilikan asing di obligasi korporasi menggemuk, tapi porsi stagnan
"Tuhan sangat sayang sama Indonesia. Tatkala ekonomi rendah, syukur ekspor kita rendah. Kalau ada apa-apa di dunia efeknya kecil. Sekali lagi saya tidak terlalu khawatir karena sejak dulu kita tahan terhadap gejolak," ucapnya. "Bukan karena kita kuat tapi karena kita masih di selokan. Jadi enggak mungkin kita tenggelam di selokan. Sektor keuangan kita juga kita cetek," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Faisal Basri: SUN Dikuasai Asing, Pemerintah Jadi Dalang Ketidakpastian Ekonomi"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
