Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Juru Debat Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah mengaku siap memberikan klarifikasi kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pemanggilan Bawaslu terkait dengan twitter Fahri Hamzah mengenai program Jokowi.
"Tidak ada persiapan. Kalau Bawaslu cerna kata-kata saya, dia tidak akan meneruskan (panggilan). Saya tidak perlu menghalangi proses, kita percaya respect struktur negara. Kita percaya pemilu ada penyelenggaranya, saya respect kepada Bawaslu," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Fahri menganggap pernyataan di twitter tidak dapat diberi sanksi. Pasalnya bahasa yang digunakan di media sosial kadang tidak formal.
"Kadang-kadang terselip karakter pribadi orang, seperti kata-kata gile, sinting, itu kan cuma bahasa informal," kata Wasekjen PKS itu.
Ia menegaskan tidak akan mengubah gaya bahasa di twitter meskipun tulisannya membuat publik geger.
"Nggak bakal (ubah gaya di twitter). Saya nggak berubah siapapun yang jadi presiden, kecuali saya jadi eksekutif, itu baru nggak boleh terlalu banyak omong," tuturnya.
Anggota Komisi III DPR itu mengakui sering mengkritik seseorang termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya dikenal orang yang keras, saya tidak peduli siapa orangnya. Siapapun yang anggap salah ya saya kritik. Menurut saya kritik itu sehat, twitter saya untuk kritik. Saya pengkritik kuat, pak SBY saja saya kritik," ungkapnya.
Diketahui, tweet yang dianggap menghina itu ditulis Fahri pada Kamis (27/6/2014). Melalui akun Twitter @fahrihamzah, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menulis, "Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"
Akibat tweet-nya itu, Fahri telah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu oleh Tim Advokasi Pemenangan Jokowi-JK. (Ferdinand Waskita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News