Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, tidak banyak komentar terkait isu reshuffle. Yang ada, dia malah mengaku lebih baik memikirkan penghentian impor garam ketimbang masalah reshuffle.
"Saya tidak pernah berpikir masalah reshuffle yang di pikiran saya bagaimana bangsa ini menjadi bangsa mandiri. Garam tidak diimpor, ikan kita naikkan produksinya," ujar Fadel di sela-sela retreat pangan di Kementerian Pertanian, Senin (19/9).
Tidak hanya itu, ia juga klaim selama ini kinerjanya sebagai menteri sudah baik. Meskipun, sambungnya, jabatan sebagai menteri dianggap masih baru.
"Saya menjadi menteri baru sekarang, ini di tahun kedua. Anggaran juga baru sekarang saya yang membuat, Presiden memberikan otoritas baru," imbuhnya.
Terkait masalah reshuffle baginya itu adalah hal yang biasa, bukan sesuatu yang luar biasa di dalam pemerintahan. Namun, ia menyerahkan seutuhnya wewenang reshuffle kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menilai kinerjanya.
Seperti diketahui, rumor reshuffle merebak setelah Staf Khusus Presiden Daniel Sparingga menyatakan Presiden menangkap jelas desakan masyarakat untuk melakukan perombakan kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Beberapa nama yang dikabarkan pantas direshuffle adalah menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh karena dianggap gagal melakukan penerapan BBM bersubsidi.
Ada juga Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malaranggeng dianggap ikut bermain dalam kasus Sesmenpora. Serta Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang sakit jantung. Mustafa saat ini tengah melakukan pemulihan di National University Hospital Singapura akibat terkena serangan jantung akhir bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News