Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom mengingatkan, ancaman gagal bayar utang yang dialami oleh salah satu pengembang properti terbesar China, Evergrande, bisa memengaruhi kondisi pertumbuhan ekonomi domestik.
Kepala ekonom BRI Danareksa Sekuritas Telisa Aulia Falianty mengatakan, memang dampak secara langsung dari kasus ini ke perekonomian Indonesia tak besar. Namun, dampak tidak langsungnya yang perlu diwaspadai.
“Kasus ini diperkirakan bisa menggerus perekonomian China. Sementara, kondisi perekonomian kita dan China ini sangat berkaitan,” ujar Telisa, Rabu (22/9).
Telisa kemudian mengutip riset Bank Dunia, yang menurut lembaga tersebut, setiap turunnya 1% pertumbuhan ekonomi China, maka perekonomian Indonesia bisa ikut turun sekitar 0,5%.
Baca Juga: Kekhawatiran meningkat akibat tapering dan Evergrande, CDS Indonesia ikut naik
“Inilah yang kita harus waspadai, karena dampak ke pertumbuhan China maka akan memberikan dampak spillover terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tambah Telisa.
Sementara itu, kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, hal yang bisa memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia adalah terkait harga komoditas.
Menurutnya, bila pertumbuhan ekonomi China ini nantinya akan tergerus, maka bisa saja harga komoditas akan turun. Padahal, seperti kita ketahui, ekspor Indonesia sangat bergantung dengan harga komoditas.
Plus, China merupakan salah satu negara mitra dagang terbesar Indonesia. Sedangkan, salah satu komponen pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kinerja ekspor.
Selanjutnya: Pasar aset kripto dibayangi sentimen ancaman krisis Evergrande
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News