Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung yang terjadi beberapa hari belakangan ini mengancam target pariwisata. Hitungan Kementerian Pariwisata, peningkatan aktivitas vulkanik tersebut akan menggerus kunjungan wisatawan ke Indonesia hingga membuat pemerintah gagal mencapai target yang telah dibuat.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata mengatakan, sampai akhir tahun kemungkinan target kunjungan wisatawan mancanegara hanya akan mencapai 14 juta orang. Angka tersebut, hanya mencapai 93%- 95% dari target 15 juta kunjungan yang telah ditetapkan pemerintah.
Perkiraan tersebut dibuat berdasarkan angka kunjungan bulanan wisatawan mancanegara ke Bali. Kementerian Pariwisata mencatat, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali per hari yang mencapai 20.000 orang atau 600.000 orang per bulan.
Alhasil, penurunan tersebut akan juga berdampak ke penerimaan sampai dengan Rp 250 miliar sampai Rp 300 miliar per hari. "Bagaimaa menghitungnya, 20.000 x pengeluaran US$ 1.200 per orang dikali kurs 13.000 kali, untuk nbisa melihat keseluruhannya kali dengan hari efektif terganggu yang sudah 36 hari," katanya di Komplek Istana Negara, Rabu (29/11).
Aktivitas Gunung Agung beberapa hari belakangan terus meningkat. Peringatan Badan Mitigasi Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi bahkan, aktivitas tersebut akan terus meningkat menjadi letusan.
Peringatan tersebut mereka berikan menyusul terjadinya gempa tremor overscale secara terus menerus sejak Selasa (28/11) kemarin. Sementara itu terkait peningkatan aktivitas vulkanis tersebut, Presiden Jokowi telah memerintahkan kepada semua jajarannya; BNPB, TNI, Polri, Basarnas dan kementerian terkait untuk bahu- membahu memberikan dukungan kepada Pemda bali untuk menangani pengungsi.
Dia meminta agar tidak ada korban yang sampai terkena letusan gunung tersebut. Selain itu, dia juga menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di radius kurang dari 8 sampai 10 kilometer untuk segera mengungsi dan menyelamatkan diri mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
