kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Epidemiolog Sebut Pandemi Belum Berakhir Meski Terdapat Penurunan Kasus Covid 19


Minggu, 08 Mei 2022 / 13:34 WIB
Epidemiolog Sebut Pandemi Belum Berakhir Meski Terdapat Penurunan Kasus Covid 19
ILUSTRASI. Warga berjalan di kawasan wisata dan niaga Dalem Kaum Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/6/2021). Epidemiolog Sebut Pandemi Belum Berakhir Meski Terdapat Penurunan Kasus Covid 19.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa pandemi masih belum bisa dikatakan berakhir meski ada penurunan kasus covid 19 dan ada sejumlah kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat.

Meski dia menyebutkan keadaan saat ini sudah jauh lebih membaik dari dua kali lebaran sebelumnya karena modal imunitas masyarakat yang memadai namun dia menekankan ancaman covid-19 masih tetap ada.

“Namun sekali lagi yang harus disampaikan bahwa pandemi belum berakhir, karena sekarang ini ada varian BA 4, BA 5 ada BA12 point 1 yang punya potensi menimbulkan ledakan kecil terutama di wilayah yang cakupan vaksinasinya buruk,” katanya pada Kontan.co.id, Minggu (8/5).

Bahkan dia menuturkan, ada potensi kenaikan kasus pasca mudik. Terutama pada kelompok beresiko tinggi yang belum memiliki imunitas yang memadai seperti lansia, anak-anak maupun orang yang belum mendapatkan booster. Efek kenaikan kasus Covid-19 bisa diketahui sebulan setelah hari raya Idul Fitri.

Baca Juga: Kemenag Targetkan Data Finalisasi Jemaah Haji Tahun Ini Diumumkan Pekan Depan

Sementara bicara mengenai transisi pandemi ke endemi, dia menjelaskan bahwa situasi ini bisa saja terjadi namun tidak untuk saat ini karena status pandemi di Indonesia belum dicabut oleh WHO. Selain itu, terdapat banyak yang harus dipersiapkan untuk Indonesia menuju status endemi.

“Ini bukan hanya masalah perilaku manusia saja tetapi juga infrastruktur yang mendukung. Banyak yang harus dipersiapkan,” tutur Dicky.

Dia mencontohkan beberapa infrastruktur yang harus dipersiapkan yaitu bagaimana menjaga kualitas sirkulasi udara dengan penambahan ventilasi pada gedung dan kemudian bagaimana meminimalisir penularan menggunakan teknologi.

Selain itu, yang masih menjadi PR kata Dicky, akselerasi atau peningkatan cakupan vaksinasi booster secara merata. Dan pada gilirannya nanti mungkin akan ada penambahan booster pada kelompok rentan yang memiliki mobilitas tinggi.

“Ke depan mungkin bentuk booster tambahan sebagai pelindung diri dan perkuat imun, bukan hanya dalam bentuk injeksi atau yang biasa disuntikan namun bisa dalam bentuk spray. karena itu yang paling dibutuhkan ke depan untuk bisa siap ke endemi,” sebutnya.

Baca Juga: Penambahan Kasus Covid Mencapai 218 Kasus Pada Sabtu (7/5)

Dicky menekankan kembali, untuk menuju endemi setidaknya tidak ada peningkatan kasus secara signifikan atau dalam artian stabil secara nasional.

“Yang terjadi saat ini masih belum merata, masih berbeda setiap daerah, sehingga di beberapa daerah yang cakupan vaksinya dan tidak ada peningkatan kasus memang bisa dikatakan endemi. Namun secara nasional ini masih dinamis,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×