Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengkhawatirkan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk anak-anak. Ini menyusul dibukanya kembali tempat bermain anak di mal dan pusat belanja di wilayah PPKM level 2 dan 1. Selain itu anak-anak juga diperbolehkan masuk tempat wisata.
Dicky memahami bahwa pelaksanaan PPKM di Indonesia sudah membaik. Namun, secara keseluruhan Indonesia masih dalam level penularan komunitas atau level terburuk.
"Membawa-bawa anak di bawah 12 tahun memberikan risiko paparan yang tinggi, sehingga harus dibatasi," ujar Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/10).
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 19 Oktober: Tambah 903 kasus baru, jangan lengah
Sebelumnya anak-anak masih mengalami pembatasan selama pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu mengingat anak-anak di bawah 12 tahun masih belum menerima vaksinasi.
Dicky menyebut pelonggaran pembelajaran tatap muka (PTM) harus menjadi fokus bagi pemerintah. Pasalnya pelaksanaan PTM masih membutuhkan evaluasi.
"Saat ini yang harus jadi fokus atau prioritas adalah PTM bagi anak, karena PTM ini pun banyak risiko," terang Dicky.
Kegiatan PTM harus meminimalisir kegiatan lain yang tidak esensial seperti kegiatan bermain dan wisata. PTM dinilai cukup untik mengembakan pendidikan dan psikososial anak.
Selanjutnya: Perlu antisipasi sejak dini potensi lonjakan kasus Covid-19 pasca Nataru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News