kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Empat Parpol minta penetapan DPT diundur


Senin, 04 November 2013 / 18:12 WIB
Empat Parpol minta penetapan DPT diundur
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rapat pleno penetapan dan pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2014 antara KPU dengan pimpinan partai politik dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kembali berjalan alot.

Setelah sempat ditunda dua kali, kali ini empat partai politik tetap bersikukuh untuk menunda pengumuman penetapan DPT. Empat partai tersebut adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hati Nurani Rakyat (Hanura), Gerindra dan PDI Perjuangan.

"Saya ingin menyampaikan kami temukan banyak hal terkait pemutakhiran DPT.
Saya kira tidak ada yang menghargai usaha KPU. Sebab usaha yang terakhir ini penting dan kritik tentu berdasarkan fakta di lapangan yang meyakinkan tentang situasi,” ujar Politisi PDI Perjuangan, Arif Wibowo saat sidang di KPU, Jakarta, Senin (4/11).

Menurut Arif, hal pertama yang perlu disampaikan pihaknya adalah masalah perkembangan proses data DPT.

“Ada data kita punya, bagaimana proses pemutakhiran data pemilih. Tanpa bermaksud side back ke belakang, proses penyandingan hanya lima provinsi saja yang kondisinya 85% cocok DPSHP (Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan," imbuhnya

Untuk itu, lanjut Arif, KPU perlu instrospeksi, mengapa data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) bisa bermasalah. Menurut dia, data itu perlu dibersihkan agar kekacauan pemilu 2009 tidak terulang.

Pendapat senada dikemukakan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Pasalnya, kata Wasekjen Partai Hanura Didi Apriadi, jika penetapan DPT diundur misal satu minggu, itu tidak masalah daripada harus mengorbankan kepentingan bangsa untuk lima tahun ke depan.

"Sekali lagi yang kita mempermasalahkan substansi, bukan jadwal. Kalau dapat selesai tidak ada masalah (ditetapkan) karena itu memang  sudah harus diselesaikan, tapi kalau ada masalah, jangan sampai karena 1 minggu, mengorbankan lima tahun," katanya di Gedung KPU Jakarta.

Hingga kini, rapat pleno masih berlangsung untuk membahas adanya data 10,4 juta pemilih yang NIK-nya masih invalid. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×