kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,61%
  • IDX 6.787   -120,00   -1,74%
  • KOMPAS100 980   -16,66   -1,67%
  • LQ45 754   -11,11   -1,45%
  • ISSI 221   -4,23   -1,88%
  • IDX30 391   -6,58   -1,66%
  • IDXHIDIV20 457   -9,06   -1,95%
  • IDX80 110   -1,76   -1,57%
  • IDXV30 113   -1,97   -1,71%
  • IDXQ30 126   -2,46   -1,91%

Ekspor Manufaktur Indonesia Kalah Saing, Faisal Basri Beberkan Sebabnya


Kamis, 05 Januari 2023 / 13:24 WIB
Ekspor Manufaktur Indonesia Kalah Saing, Faisal Basri Beberkan Sebabnya
ILUSTRASI. Indef menyebut, kontribusi ekspor manufaktur ke kinerja ekspor Indonesia pada 2021 lebih rendah dibanding negara sebaya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Indef Faisal Basri mengungkapkan, kontribusi ekspor barang manufaktur ke kinerja ekspor Indonesia pada 2021 lebih rendah bila dibandingkan dengan negara sebaya (peers). 

Ia mengutip data Bank Dunia dalam World Development Indicators, kontribusi ekspor barang manufaktur Indonesia pada tahun 2021 sebesar 44,9%. 

Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata kontribusi ekspor barang manufaktur negara berpendapatan menengah atas (upper middle income) yang sebesar 81,5%.

Pun lebih rendah bila dibandingkan dengan negara sebaya seperti Malaysia dengan kontribusi sekitar 68,1%, Filipina kontribusi 79,7%, Vietnam sebesar 86,4%, Korea Selatan sebesar 89,6%, dan China sebesar 93,6%. 

Baca Juga: Ekonom Beberkan Sejumlah Strategi untuk Topang Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023

Faisal mengungkapkan, ini didorong oleh keterbatasan kinerja industri manufaktur Indonesia. Yang bahkan ditunjukkan dengan nilai kontribusi industri manufaktur ke pertumbuhan yang makin menurun. 

"Struktur manufaktur yang lemah, membuat produk outputnya menjadi terbatas untuk dikirim ke luar negeri (ekspor). Kita makin bergantung dengan ekspor komoditas," tuturnya dalam diskusi publik, Kamis (5/1). 

Keterbatasan tersebut juga ditandai dengan industri manufaktur Indonesia yang kurang beragam. Kebanyakan adalah industri makanan dan minuman serta industri kimia dan obat-obatan. 

Kontribusi industri makanan dan minuman mencapai 38,1% serta kontribusi industri kimia dan obat-obatan mencapai 11,5%. Dengan kata lain, lebih dari separuh industri pengolahan bertumpu pada dua sektor ini. 

"Iya industri manufaktur kita melambat, kan sangat bergantung pada segelintir subsektor saja. Jadi, fondasinya lemah," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×