Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perbaikan ekonomi global negara maju yang mulai tampak tahun ini memberi pengaruh positif bagi kinerja ekspor, khususnya ekspor manufaktur. Bank Indonesia (BI) melihat peluang perbaikan ini bisa membuat ekspor manufaktur berbalik tumbuh positif.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi mengatakan ekspor manufaktur Indonesia banyak ditujukan ke negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang. Saat ini negara maju tersebut, terutama Amerika, sedang bertumbuh.
Menurut Doddy, sejak triwulan IV tahun lalu dan ke depannya pertumbuhan global didorong oleh negara maju. "Trend manufaktur akan naik," ujarnya akhir pekan lalu.
Sekedar catatan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai total ekspor industri alias manufaktur di tahun 2013 sebesar US$ 113,03 miliar. Nilai ini turun 2,67% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$ 116,13 miliar.
Ekspor manufaktur sendiri memiliki porsi yang paling besar terhadap total ekspor secara keseluruhan yaitu sebesar 61,91%. Selain soal perbaikan negara maju, yang menyebabkan kinerja ekspor manufaktur Indonesia bertumbuh adalah pengaruh nilai tukar rupiah.
BI menilai sejauh ini rupiah memiliki daya saing yang kompetitif untuk mengangkat ekspor manufaktur. BI mencatat indeks nilai tukar riil efektif tercatat mencapai 94,2. Ini mengakibatkan daya saing ekspor Indonesia relatif tinggi. Asal tahu, indeks nilai di bawah 100 berarti rupiah efektif untuk tingkatkan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News