Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Walau pemerintah sudah membuka izin ekspor mineral ke PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, namun pemerintah masih pesimis dengan target ekspor tahun ini. "Kini target ekspor berada di level pesimistis yaitu 2,5%-3%," ujar Wakil menteri perdagangan Bayu Krisnamurthi, Selasa (7/10).
Dengan level pesimis itu, maka pertumbuhan ekspor Indonesia 2014 akan ada dibawah level normal yang sebesar 4%-5%. Sebelumnya pemerintah memiliki tiga perkiraan kinerja ekspor Indonesia 2014. Untuk level optimis dengan pertumbuhan dikisaran 5%-6%, level normal sebesar 4%-5%, dan level pesimis 2,5%-3%.
Level pesimis ini, menurut Bayu, disebabkan karena anjloknya harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional. Selain itu juga disebabkan permintaan yang lesu akibat pelambatan pertumbuhan ekonomi global seperti China, dan Amerika Serikat (AS).
Dengan kondisi itu maka pemerintah mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk menahan laju perlambatan pertumbuhan ekspor. Apalagi waktu yang tersisa bagi pemerintah saat ini kurang dari 20 hari. Bayu mengaku pasrah dan akan menyerahkan semua pekerjaan itu ke pemerintah baru nanti. "Kita tidak pura-pura, tidak menutup-nutupi, akan kita sampaikan kondisinya ke pemerintah baru," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bilang target realisasi ekspor akan lebih kecil 5% dari proyeksi semuala. Awalnya target ekspor tahun 2014 yang dipatok pemerintah sebesar US$ 190 miliar, tumbuh 4,1% dari realisasi ekspor tahun 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News