kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi 2015 belum bisa berlari kencang


Jumat, 23 Mei 2014 / 13:05 WIB
Ekonomi 2015 belum bisa berlari kencang
Member grup K-Pop iKON memutuskan kompak keluar dari YG Entertainment, BLACKPINK kabarnya pindah ke agensi The Black Label?


Reporter: Syarifah Nur Aida, Adi Wikanto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Perlambatan perekonomian pada tahun ini masih akan terasa pada tahun depan. Pemerintahan baru akan menghadapi berbagai permasalahan fundamental bidang ekonomi, sehingga sulit menggeber pertumbuhan ekonomi seperti tahun 2011-2012 yang mencapai 6% lebih.

Hal ini terlihat dari data pemerintah saat menyampaikan asumsi dasar ekonomi makro dalam rapat paripurna Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Pemerintah hanya memprediksi asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5%−6%.

Pemerintah pesimistis lantaran ekonomi di dalam negeri diprediksi belum bisa pulih. Maklum, masalah mendasar yang dialami ekonomi Indonesia belum pulih.

Ketergantungan terhadap barang impor tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga neraca perdagangan dan transaksi berjalan berpotensi terus defisit. Apalagi di sisi eksternal kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat akan membuat dana asing terkuras dari Indonesia.

Namun, Menteri Keuangan Chatib Basri (20/5) bilang, pemerintah akan mencoba mempertahankan daya beli masyarakat dengan cara menjaga agar inflasi tidak naik tinggi, yakni hanya di kisaran 4%. Caranya, dengan menjaga distribusi barang dan jasa agar harga barang tidak naik.

Meski pemerintah terlihat pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi 2015, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa justru lebih pesimistis lagi. Purbaya memprediksi ekonomi Indonesia hanya di kisaran 5%. Sebab, ia memprediksi, Bank Indonesia akan mempertahankan kebijakan moneter ketat, yakni mempertahankan suku bunga tinggi.

Akibatnya dunia usaha malas untuk melakukan ekspansi usaha. Sebaliknya masyarakat juga ogah mencari kredit perbankan untuk kebutuhan konsumtif karena bunga mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×