Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), Jumat (12/12) menembus level Rp 12.432 per dolar Amerika Serikat (AS) atau terdepresiasi 0,77% dari posisi Kamis kemarin (11/12) yang berada pada posisi Rp 12.336 per dolar AS. Rupiah mengalami tekanan baik dari luar ataupun dalam.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat penyebab rupiah melemah sangat signifikan hingga menembus level Rp 12.400 karena berbagai faktor. Di satu sisi, ada tekanan global dari ekonomi Amerika yang membaik dan harga minyak dunia yang anjlok ke bawah level US$ 60 per barel.
Di sisi lain, ada pembayaran utang akhir tahun dan permintaan dolar yang tinggi karena menjelang Natal. "Kalau dari sisi eksternal, kita memang tidak bisa berbuat banyak," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (12/12).
Mudah-mudahan ketika sudah menjelang Natal ketika permintaan dolar turun maka setidaknya rupiah bisa mengalami penguatan. Ia memperkirakan rupiah hingga akhir tahun masih bergerak pada level Rp 12.300.
Untuk tahun depan ada potensi penguatan. Potensi penguatan terjadi pada semester kedua ketika sudah ada normalisasi kebijakan The Fed. "Paling kuat Rp 11.500-Rp 12.000 tahun depan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News