kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom sebut Indonesia harus bersiap diri dari ancaman resesi


Kamis, 16 Juli 2020 / 17:41 WIB
Ekonom sebut Indonesia harus bersiap diri dari ancaman resesi
ILUSTRASI. Foto aerial deretan gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (08/04). Ekonom sebut Indonesia harus bersiap diri dari ancaman resesi. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 sebesar 0%. Namun, Bank Dunia juga mengingatkan bahwa Indonesia bisa masuk dalam jurang resesi pada tahun ini.
 
Skenario resesi ekonomi Indonesia bisa terjadi, jika infeksi Covid-19 meluas atau gelombang infeksi baru muncul (second wave).

Baca Juga: UPDATE corona di Jakarta Kamis 16 Juli, positif 15.636, sembuh 9.855, meninggal 713

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai, memang ancaman resesi itu ada, maka mau tidak mau Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut.

"Saya berharap stimulus fiskal segera terealisasi dan terserap dengan baik, sesuai dengan alokasinya untuk mendorong perekonomian sehingga ada perbaikan di triwulan III," ujar Riza kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7).

Dikarenakan ekonomi di kuartal II diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan negatif yang cukup dalam, maka perbaikan di kuartal III diharapkan dapat terjadi. Harapannya, pertumbuhan positif tersebut dapat membuat Indonesia terhindar dari resesi yang lebih dalam lagi.

Di sisi lain, sektor riil juga perlu mendapat perhatian agar ekonomi bisa terus bergerak. Utamanya, dorongan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  karena memiliki serapan tenaga kerja yang cukup tinggi.

Baca Juga: Redam dampak corona, asuransi umum beri diskon premi asuransi kendaraan

Terkait dengan pandemi, belakangan ini terlihat data yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kasus baru yang terinfeksi terus melonjak setiap harinya.

Terlebih, pada bulan Juli 2020 rata-rata kasus meningkat di kisaran 1.500 setiap hari. Riza menilai, apabila kasus ini terus berlangsung maka akan berbahaya bagi kesiapan sumber daya tenaga kesehatan (nakes) yang ada, serta daya tampung rumah sakit (RS) yang tersedia saat ini.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×