kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Samuel: Penurunan ekspor jadi faktor penyebab defisit neraca dagang melebar


Senin, 17 Desember 2018 / 18:58 WIB
Ekonom Samuel: Penurunan ekspor jadi faktor penyebab defisit neraca dagang melebar
ILUSTRASI. TERMINAL PETIKEMAS KUALA TANJUNG


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca dagang November ini kembali melebar dari defisit di bulan sebelumnya. Oktober lalu, defisit neraca dagang sebesar US$ 1,82 miliar, sementara defisit neraca dagang November sebesar US$ 2,05 miliar.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, melebarnya defisit neraca dagang ini lebih dikarenakan penurunan ekspor Indonesia.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada November sebesar US$ 14,83 miliar turun 6,69% dibandingkan bulan lalu dan turun 3,28% secara year on year (yoy).

Tak hanya dilihat dari sisi nilai, kinerja ekspor ini pun harus dilihat dari sisi volume. Berdasarkan data BPS, volume ekspor di November menurun sebesar 10,48% dibandingkan Oktober 2018 dan meningkat sebesar 5,94% secara yoy.

"Kita bisa melihat ini lebih dikarenakan faktor global. Ini kelihatan dampak dari tarif China sudah berdampak pada kita. Jadi saya melihat sumbernya lebih karena ekspor," tutur Lana kepada Kontan.co.id, Senin (17/12).

Penurunan ekspor ini pun bisa dilihat dari penurunan ekspor ke tujuan negara, di mana ekspor ke Singapura menurun 16,75% secara mom, ekspor ke China menurun 7,10%, ekspor ke Amerika Serikat menurun 5,04%, ekspor ke India pun menurun 14,65%.

Tak hanya ekspor yang menurun, kinerja impor di November menunjukkan penurunan sebesar 4,47% secara mom, tetapi meningkat 11,68% secara yoy.

Menurut Lana, impor ini pun harus dilihat dari penggunaan barangnya. "Kalau impornya lebih besar bahan baku tidak apa-apa, karena itu produktif. Apalagi impor konsumsi turun 4,7%, impor bahan baku penolong turun 4,14%, dan impor barang modal juga turun 5,92%," jelas Lana.

Pertumbuhan impor secara yoy memang meningkat. Namun, Lana memandang peningkatan impor ini masih positif. "Ini mengindikasikan kegiatan usaha di 2018 sudah jauh lebih baik dibandingkan 2017," tambah Lana.

Melihat perkembangan defisit neraca dagang hingga November, Lana memperkirakan neraca perdagangan di Desember mendatang masih akan mengalami defisit.

Hal ini dikarenakan kondisi global yang masih bergejolak. Namun, dia berharap defisitnya tak melebihi US$ 2,05 miliar. Apalagi, setelah adanya perjanjian antara China dan AS yang sepakat menunda kenaikan tarif selama 90 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×