Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkiraan ekonom akan pertumbuhan ekonomi kuartal III, lebih pesimis ketimbang Bank Indonesia. Ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode Juli hingga September 2017 hanya 5,12%-5,14% year on year (yoy). Sedangkan BI memperkirakan pertumbuhan kuartal III naik 5,17%.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,12%. Sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 5,07%.
Juniman bilang, di kuartal ketiga tahun ini pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja ekspor yang diperkirakan tumbuh 5% YoY, terutama karena kenaikan sejumlah harga komoditas.
"Terutama oleh kenaikan dari batubara, CPO, dan kenaikan ekspor komoditi lain, seperti timah dan bijih logam," kata Juniman saat dihubungi KONTAN, Selasa (31/10).
Meski demikian, kenaikan harga komoditas tersebut juga dipengaruhi oleh harga komoditas di kuartal ketiga 2016 yang masih drop. Harga komoditas lanjut dia, baru mulai naik di kuartal keempat 2016 lalu.
"Makanya ekspor kuartal keempat kami perkirakan hanya tumbuh 3%. Itu pun kalau harga komoditinya masih seperti ini. Kalau tidak naik lagi, ekspor bisa hanya 2%," tambahnya.
Di sisi lain, Juniman melihat pengeluaran pemerintah masih menghadapi pola yang sama, yaitu baru meningkat di kuartal keempat nanti. Sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan tidak terlalu jauh berbeda dengan kuartal kedua tahun ini.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,14% YoY. Dengan perkiraan tersebut, ekonomi sepanjang 2017 diperkirakan David mencapai 5,1% YoY.
David memperkirakan, capaian itu didorong oleh kinerja ekspor kuartal ketiga yang diperkirakan tumbuh 7%. Selain itu, David juga memperkirakan pertumbuhan investasi juga lebih baik dibanding kuartal kedua 2017 yang 5,35%.
Ia juga memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal ketiga akan menembus 5% YoY, yang didorong oleh penyaluran gaji ke 13 untuk PNS, belanja bantuan sosial, hingga dana desa.
Sementara belanja pemerintah diperkirakan David mulai bergerak tetapi belum optimal mendorong pertumbuhan. Ia memperkirakan, kinerja konsumsi pemerintah akan lebih kuat di kuartal keempat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News