Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2019 sebesar US$ 126,4 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2019 sebesar US$ 125,9 miliar.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini mengatakan, kemungkinan cadangan devisa naik karena surplus neraca perdagangan di bulan Agustus. Mikail meramal, neraca perdagangan Agustus bisa naik sekitar US$ 500-US$ 1 juta.
Baca Juga: Cadangan Devisa bulan Agustus naik ke US$ 126,4 miliar
Dia melihat pasar obligasi Indonesia bergairah bulan lalu yang mencatatkan net buy sekitar US$ 200 juta. Sementara itu, BI bilang peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya.
Mikail bilang devisa migas menguat karena harga minyak global yang dalam tren pelemahan. Benar saja, harga minyak global jenis brent pada akhir Agustus berada di level US$ 60,43 per barel. Angka itu melemah 7,09% dari harga akhir bulan Juli sebesar US$ 64,72 per barel.
Di sisi lain, rupiah pada akhir bulan lalu ditutup sebesar Rp 14.198 per dollar Amerika Serikat (AS) atau melemah 1,19% dari kurs akhir Juli di level Rp 14.028 per dollar AS.
“Kalau saya lihat pelemahan rupiah terbatas. Kecenderungannya stabil karena neraca perdagangan masih surplus, serta arus modal asing ke obligasi naik,” kata Mikail kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).
Baca Juga: Krisis akut, warga Venezuela di Argentina merasa deja vu dan trauma
Menurut Mikail, imbal hasil obligasi masih menggiurkan di saat US Treasury menbali melenceng. Sementara dari bursa saham, Mikali memandang asing cenderung net sell, tetapi dananya dipindahkan di obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News