kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Pelemahan rupiah bukan berarti darurat krisis ekonomi


Jumat, 31 Agustus 2018 / 08:58 WIB
Ekonom: Pelemahan rupiah bukan berarti darurat krisis ekonomi
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat memunculkan persepsi Indonesia darurat krisis ekonomi. Persepsi ini muncul berdasarkan pengalaman negara Venezuela yang pelemahan kursnya berakibat pada runtuhnya stabilitas di negara tersebut. 

Persepsi terhadap kurs emerging market juga makin gelap setelah semalam Argentina yang meminta bantuan IMF menyuntik dana pogram bantuan dan menaikkan bunga menjadi 60% untuk menolong peso.

Tapi, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menegaskan, kondisi ekonomi Indonesia dna Venezuela tak bisa  bahwa kondisi di Indonesia berbeda dengan Venezuella. Kondisi ini menurutnya tidak bisa disamakan.

"Memang rupiah melemah, tapi tidak seperti Venezuella, Turki dan Argentina. Ini jauh berbeda. Apa yang terjadi disana itu harus dilihat secara keseluruhan," katanya, Kamis (30/8). Dia menyebut, kejatuhan Venezuela buah dari subsidi yang meninabobokan kegiatan ekonomi di sana selama ini. 

Terkait pelemahan rupiah, Piter menilai, masih wajar. Dia menyebut, sumber pelemahan rupiah antara lain kekhawatiran pasar terhadap potensi perang dagang antara AS-China, serta potensi krisis di beberapa negara emerging, yang menghambat sulitnya arus dana masuk. Ini pun menyebabkan pemerintah terkendala dalam memperbaiki defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Itu sesuatu yang sangat wajar, karena sumber tekanannya belum ada yang beres. Belum ada sumber tekanan yang hilang dengan sendirinya. Sumbernya dari global dan domestik," ungkapnya.

Piter memprediksi, pelemahan rupiah bisa berlangsung hingga tahun 2019. 

"Kalau yang kita lihat rupiah melemah, pelemahannya masih dalam area yang sangat wajar," katanya. 

Kurs rupiah Jumat pagi ini pukul 8:51 di pasar spot melemah sampai Rp 14.710 per dollar AS. Kemarin, rupiah terdepresiasi 0,24% menjadi Rp 14.680 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×