kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom ini ingatkan program PCPEN 2021 perlu dilakukan secara cepat dan tepat


Selasa, 26 Januari 2021 / 20:49 WIB
Ekonom ini ingatkan program PCPEN 2021 perlu dilakukan secara cepat dan tepat
ILUSTRASI. Ilustrasi pemulihan ekonomi nasional. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengingatkan, dana yang dianggarkan pemerintah untuk program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PCPEN) di tahun 2021 hendaknya direalisasikan secara cepat dan tepat sasaran. 

“Apalagi kalau berbicara tentang perlindungan sosial. Ketepatan penerima data tentu akan menambah optimalnya bantuan dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama menengah bawah,” kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (26/1). 

Seperti yang kita ketahui, pemerintah masih akan mengalokasikan anggaran untuk program PCPEN di tahun 2021. Nominalnya sebesar Rp 553,09 triliun atau berbeda tipis dengan alokasi di tahun 2020 yang sebesar Rp 579,78 triliun di luar SILPA. 

Baca Juga: Ini alasan pemerintah kerek anggaran PEN tahun ini jadi Rp 553,09 triliun

Ada beberapa sektor yang masih akan didukung pemerintah dalam program PCPEN di tahun ini. Seperti sektor kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, dan dukungan UMKM serta pembiayaan korporasi. 

Yusuf mengapresiasi hal itu. Namun, ia mengingatkan penurunan PCPEN di tahun ini perlu diantisipasi lebih lanjut. Apalagi, kalau asumsi pemulihan ekonomi ternyata meleset dari apa yang diperkirakan oleh pemerintah. 

“Jangan sampai penanganan kasus Covid-19 berlarut-larut seperti tahun lalu,” tegasnya. 

Lalu, anggaran terbesar akan dikucurkan untuk dukungan bagi UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 156,06 triliun dan perlindungan sosial sebesar Rp 150,96 triliun. Sementara kesehatan mendapat Rp 104,70 triliun. 

Menyoroti hal itu, Yusuf mengimbau harusnya pemerintah lebih memprioritaskan pos kesehatan. Apalagi, dalam upaya penurunan kasus Covid-19. 

Selain itu, anggaran yang ada juga jangan hanya berhenti pada upaya vaksinasi. Namun, juga memperbanyak kapasitas tes. Artinya, tes dilakukan proaktif oleh pemerintah, tidak pasif oleh masyarakat. 

“Jika tidak memungkinkan menambah anggaran untuk ini, maka cara realokasi anggaran menjadi pilihan yang tidak terhindarkan,” tandasnya. 

Selanjutnya: Pandemi masih menghantui, anggaran PEN naik jadi Rp 553,09 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×