Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan dibandingkan dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg pukul 15:00 WIB, rupiah menguat ke level Rp 14.046 per dollar Amerika Serikat.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah menilai penguatan rupiah ini merupakan lanjutan dari beberapa minggu lalu, dimana rupiah menguat karena pelemahan ekonomi global, dampak dari The Fed dan bank sentral lain yang memilih menahan suku bunga. Tak hanya faktor dunia, kondisi domestik yang relatif baik pun menjadi faktor penguatan rupiah.
Penguatan rupiah dan investasi, menurut Pieter, bersifat back to back. Aliran modal atau investasi asing yang masuk cukup deras ke Indonesia di awal tahun ini turut menguatkan rupiah. "Dalam jangka yang lebih panjang, bila kondisi rupiah bertahan stabil, akan menjadi pertimbangan positif bagi investor asing sehingga investasi atau modal asing akan terus mengalir ke Indonesia," ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Senin (28/1).
Pieter pun memandang, rupiah yang stabil dan cenderung menguat akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia. Investasi yang masuk tersebut tidak hanya investasi portofolio tetapi juga investasi asing.
Namun, Pieter masih pesimistis dengan penguatan rupiah saat ini. Dia memperkirakan kondisi penguatan rupiah ini bisa bertahan sampai satu triwulan. Dia menjelaskan, menjaga oenguatan dan stabilitas rupiah tidaklah mudah. Apalagi rupiah masih sangat rentan terhadap dampak global.
Melihat rupiah yang diperkirakan masih akan melemah, Pieter pun mengakui Indonesia tidak memiliki banyak pilihan untuk memperhatankan investasi atau modal asing yang masuk ke Indonesia.
"Reverse tobin tax adalah satu dari sedikit pilihan tersebut. Alternatif lain, bersifat punishment atau membatasi jangka waktu seperti minimum holding period. Kebijakan seperti ini dikhawatirkan berdampak negatif, investor justru tidak mau masuk," jelas Pieter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News