Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia (Core) Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 tentu masih akan dinamis dan dipengaruhi oleh banyak hal, terutama bagaimana pemulihan ekonomi di tahun 2022.
Satu hal yang pasti untuk mencapai target pertumbuhan yang ditargetkan pemerintah di tahun 2023, maka landasan pemulihan ekonomi berhasil dilakukan di tahun ini.
“Saat ini memang kita melihat bahwa angka produk domestik bruto (PDB) sudah kembali ke level pra pandemi, hanya saja hal ini tentu tidak cukup untuk menilai bagaimana level pemulihan ekonomi,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (17/2).
Menurutnya, jika dilihat dari level pemulihan ekonomi regional, masih banyak daerah yang pertumbuhan ekonominya masih belum kembali sepenuhnya ke level pra-pandemi.
Baca Juga: Sri Mulyani: Covid-19 Bukan Pandemi yang Terakhir
Misalnya saja Provinsi Bali yang pada tahun lalu level pertumbuhannya masih berada pada level kontraksi ketika banyak daerah sudah mencatatkan level pertumbuhan positif.
Sementara dari level pertumbuhan sektoral juga belum kembali ke level pertumbuhan pra-pandemi. Menurut Yusuf, tahun 2023 inilah yang menjadi kunci untuk mencapai pemulihan yang lebih merata ke semua sektor dan daerah.
Selain itu, tentu bagaimana kebijakan fiskal bisa dapat mempersiapkan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik juga akan ikut menentukan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023.
Baca Juga: Bukan Efisiensi, Ini Cara CEO Pertahankan Perusahaan Usai Dihantam Krisis Pandemi
“Artinya, tahun ini tentu tingkat kemiskinan dan pengangguran perlu ditekan di level target yang ditentukan pemerintah dan kebijakan pemerintah merupakan salah satu tools yang bisa melakukan agar target bisa tercapai,” kata Yusuf.
Yusuf menambahkan, beragam bantuan seperti bantuan sosial (bansos), kartu prakerja dan subsidi merupakan beberapa instrumen kebijakan fiskal yang bisa digunakan untuk mencapai target sosial ekonomi tersebut.
Selain itu, investasi juga akan memainkan peran penting terutama dalam investasi di sektor industri manufaktur. Industri manufaktur merupakan sektor yang penting karena industri ini secara empiris bisa mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih tinggi dengan kemampuan menyerap tenaga kerja yang relatif lebih besar.
“Suatu hal yang tentu diperlukan Indonesia, tidak hanya dalam konteks mencapai target pertumbuhan ekonomi di 2023 tapi juga beyond setelah 2023,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News