Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Ekonom UOB Ho Woei Chen menilai keputusan Bank Indonesia (BI) yang tidak mengubah suku bunga acuannya sejalan dengan konsensus dan prediksinya.
Chen berkata, volatilitas di pasar global dan menjaga inflasi domestik, menjadi arah kebijakan BI dalam waktu dekat. Maklum, kedua hal tersebut erat kaitannya dengan nilai tukar rupiah. Dalam catatan Chen, sejak awal tahun hingga sekarang, rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 7,1%.
Di bawah bayang-bayang isu kenaikan suku bunga Amerika Serikat, Chen memperkirakan rupiah akan berada pada level Rp 13.500 -Rp 13.600 per dollar AS pada akhir triwulan III dan IV tahun ini.
Menurut Chen, BI baru mempunyai ruang memangkas suku bunga acuannya pada triwulan IV-2015, ketika inflasi menurun.
Dengan kebijakan yang relatif ketat ini, pertumbuhan sulit bertumbuh. "Perkiraan keseluruhan tahun ekonomi Indonesia adalah 5%," terang Chen dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Selasa (14/7).
Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini, Selasa (14/7) memutuskan mempertahankan BI rate sebesar 7,5% dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing tetap pada level 5,5% dan 8%.
Keputusan bank sentral tersebut dianggap sejalan dengan upaya menjaga agar inflasi berada pada rentang 4% plus minus 1% di 2015 dan 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News