kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Cadev pada Akhir 2023 Bisa Sentuh US$ 145 Miliar


Selasa, 07 Februari 2023 / 18:45 WIB
Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Cadev pada Akhir 2023 Bisa Sentuh US$ 145 Miliar
ILUSTRASI. Suasana aktifitas bongkar muat di Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/hp.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memproyeksikan cadangan devisa (cadev) Indonesia akan tetap memadai pada akhir tahun 2023. Adapun angkanya sekitar US$ 135 miliar hingga US$ 145 miliar.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan cadev pada akhir 2023 akan dipengaruhi berbagai fenomena sepanjang tahun. Dia menerangkan Bank Mandiri berpandangan bahwa pertumbuhan ekspor dapat mereda karena penurunan harga komoditas.

"Didorong oleh lesunya permintaan global di tengah inflasi tinggi dan normalisasi kebijakan moneter yang agresif," ucap dia dalam keterangan resminya, Selasa (7/2).

Meski diproyeksikan menyusut, Faisal menilai surplus perdagangan dapat bertahan lebih lama karena melihat bahwa penurunan harga komoditas akan lebih bertahap berkat pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi kawasan Eropa yang lebih baik dari perkiraan. 

Baca Juga: Wah, Ekonomi Indonesia Diprediksi Kian Melambat

Dia juga memperkirakan pertumbuhan impor bisa lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 karena permintaan domestik yang akan terus menguat. Hal itu menyusul pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 dan keputusan untuk melanjutkan Proyek Strategis Nasional. 

Namun, pertumbuhan impor pada tahun 2023 terlihat melemah dari pertumbuhan tahun 2022 karena harga minyak yang lebih rendah dan antisipasi penurunan ekspor. Sebab, sebagian bahan baku untuk memproduksi barang ekspor diperoleh dari impor.

Selain itu, Faisal menyebut pembukaan kembali ekonomi China diyakini dapat menarik investor untuk mencari penyeimbangan portofolio di kawasan Asia. Dengan demikian, investasi portofolio masih memiliki peluang untuk memberikan net inflow.

Faisal juga melihat agenda pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi sumber daya alam dapat menarik lebih banyak aliran investasi langsung ke Indonesia. 

Baca Juga: Meski Dibayangi Kenaikan Harga Pangan dan BBM, Inflasi Indonesia Diramal Terkendali

"Upaya menahan Devisa Hasil Ekspor sumber daya alam (DHE), termasuk instrumen Bank Indonesia berupa term deposit valas dari DHE, juga bisa menghambat penempatan aset di luar negeri," kata dia.

Di sisi lain, Faisal memperkirakan posisi Rupiah pada akhir tahun 2023 akan menguat di level Rp 15.285 per dolar AS pada akhir tahun 2023, jika dibandingkan akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 15.568 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×