kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri Perkirakan Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut Hingga Akhir 2022


Jumat, 20 Mei 2022 / 16:14 WIB
Ekonom Bank Mandiri Perkirakan Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut Hingga Akhir 2022
ILUSTRASI. Suasana di terminal petikemas pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/8). Ekonom Bank Mandiri Perkirakan Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut Hingga Akhir 2022.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri memperkirakan neraca transaksi berjalan akan berlanjut surplus hingga akhir 2022.  Adapun, neraca transaksi berjalan mencatat surplus sebesar US$ 0,2 miliar atau 0,07% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2022.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memaparkan, pihaknya telah merevisi proyeksi neraca transaksi berjalan dari -2,15% dari PDB, menjadi 0,03% dari PDB pada 2022.

Menurutnya, perkiraan tersebut seiring dengan adanya percepatan pemulihan ekonomi domestik. Ia juga memperkirakan surplus neraca barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini akan menyusut karena impor akan mengejar ekspor, yang mana sebagian besar terjadi di semester II/2022.

Faisal melihat bahan baku dan barang modal yang mencapai sekitar 90% dari total impor, menunjukkan bahwa pemulihan kegiatan investasi dan produksi akan mendorong permintaan barang-barang impor tersebut.

Baca Juga: Surplus Transaksi Berjalan & Pembayaran Bisa Positif

“Namun, konflik Rusia-Ukraina telah memperpanjang tren kenaikan harga komoditas, di tengah krisis energi global yang tengah berlangsung,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).

Sehingga, lanjutnya, dengan adanya tren kenaikan harga komoditas yang terus berlangsung akan mendukung ekspor dan menjaga surplus barang alias mendukung sektor eksternal Indonesia secara keseluruhan.

Hal ini juga didukung dengan adanya ekspor andalan Indonesia sebagian besar adalah komoditas, yaitu batubara dan Crude Palm Oil (CPO).

Sementara itu, Faisal memperkirakan neraca keuangan tahun ini akan menghadapi beberapa risiko penurunan yang dapat menutupi potensi aliran masuknya di tengah pemulihan ekonomi.

Risiko tersebut termasuk gangguan dari rantai pasokan yang semakin parah dan tekanan inflasi akibat perang Rusia-Ukraina yang juga akan berpotensi menghasilkan normalisasi moneter global yang lebih cepat dan lebih hawkish daripada yang diantisipasi.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Sejumlah Analis untuk Perdagangan Rabu (18/5)

Sehingga, lanjutnya, hal ini dapat memicu sentimen flight to quality atau risk off di pasar portofolio Indonesia, khususnya di pasar SBN.

“Kabar baik mungkin datang dari neraca investasi langsung. Neraca investasi langsung berpotensi mencatatkan surplus lantaran investasi di sektor perkebunan dan pertambangan sekarang menguntungkan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×