kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri Optimistis Ada Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan pada 2022


Rabu, 15 Juni 2022 / 18:47 WIB
Ekonom Bank Mandiri Optimistis Ada Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan pada 2022
ILUSTRASI. Petugas dibantu alat berat memindahkan peti kemas di Terminal peti kemas International Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara, Senin (22/11/2021). Ekonom Bank Mandiri Optimistis Ada Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan pada 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia masih berpotensi mencetak surplus di sepanjang 2022. Bahkan, surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun ini diperkirakan meningkat dari surplus di sepanjang tahun 2021 yang sebesar US$ 35,34 miliar. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, neraca perdagangan di sepanjang 2022 akan mencetak surplus di kisaran US$ 40 miliar hingga US$ 45 miliar. 

"Kami masih melihat neraca perdagangan barang bisa mencatatkan surplus di kisaran US$ 40 miliar hingga US$ 44 miliar yang kemudian membawa neraca transaksi berjalan untuk surplus kecil di tahun ini,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (15/6). 

Adapun, surplus neraca perdagangan pada Mei 2022 tercatat US$ 2,90 miliar. Dengan kondisi ini, surplus neraca perdagangan dari awal tahun atau dari Januari - Mei 2022 tercatat US$ 19,79 miliar. 

Faisal memperkirakan, tren surplus neraca perdagangan ini masih akan bertahan. Namun, nilai surplusnya akan mengecil seiring dengan kinerja impor yang meningkat dan mengejar kinerja ekspor. Peningkatan impor tak melulu buruk, pasalnya ini juga melambangkan progres pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Ada Larangan Ekspor, Nilai Penjualan CPO Turun US$ 2,03 Miliar pada Mei 2022

Faisal memerinci, nilai ekspor ke depan masih akan ditopang oleh peningkatan harga komoditas karena disrupsi rantai pasok global akibat perang Rusia dan Ukraina. Selain itu, pemerintah juga telah membuka keran ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sehingga ada normalisasi nilai ekspor. 

Namun, dari sisi impor, diperkirakan impor meningkat karena peningkatan aktivitas ekonomi. Selain itu, ada juga karena peningkatan harga minyak yang akan memengaruhi impor, mengingat Indonesia adalah negara net importir. 

Selain karena peningkatan impor, ada hal lain yang berpotensi mengkerdilkan surplus neraca perdagangan ke depan. Ini datang dari potensi resesi atau stagflasi negara-negara di dunia yang kemudian melemahkan permintaan ekspor dari Indonesia. 

Nah, keuntungan neraca perdagangan ini juga membawa angin segar bagi prospek pergerakan nilai tukar rupiah. Faisal memperkirakan, dalam jangka pendek rupiah bisa terjaga di kisaran Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS. Sedangkan pada akhir tahun, rupiah diperkirakan ada di kisaran Rp 14.388 per dollar AS. 

Baca Juga: Ini Komoditas yang Mempengaruhi Pergerakan Kinerja Ekspor Impor Indonesia di Mei 2022

Meski, memang pada beberapa waktu terakhir terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, tetapi Faisal meyakini pelemahannya masih cenderung stabil sehingga ini tidak akan memberi dampak besar terhadap kondisi perdagangan Indonesia. 

“Pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini pun dikarenakan ketidakpastian di pasar keuangan global, terutama terkait inflasi global yang memaksa normalisasi kebijakan moneter dunia yang lebih agresif dan cepat sehingga memicu keluarnya modal asing atau flight to quality,” tutur Faisal. 

Selain itu, surplus neraca perdagangan ini juga membawa kondisi neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) untuk mencetak surplus kecil pada 2022, yaitu di kisaran 0,03% Produk Domestik Bruto (PDB). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×