Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dupla Kartini
BOGOR. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki pandangan tersendiri dalam menurunkan angka kemiskinan. Setidaknya, ada dua langkah untuk menurunkan kemiskinan versi SBY yang disampaikannya dalam pidato penutupan rapat kerja pemerintah pusat dan daerah di Istana Bogor, Selasa (22/1).
Pertama, melalui mekanisme ekonomi. "Logikanya kalau ekonomi kita tumbuh, dengan tercipta lapangan kerja yang banyak, maka seseorang dapat penghasilan. Kalau dapat penghasilan maka akan bisa mengurangi kemsikinan," katanya.
Kedua, melalui fasilitas dan bantuan pemerintah yang dikenal dengan program 3 kluster. Kluster 1, BOS, jamkesnas, KLH, Raskin, dsb. Kluster 2, PNPM Mandiri yang terus dijalankan. Kluster 3, kredit mikro bagian dari finance.
Disamping program tersebut, Presiden SBY berencana meningkatkan dan memperluas program pro rakyat dengan 6 program baru. Yakni program rumah sangat murah, yang ditujukan untuk rakyat sangat miskin yang harganya Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per unit. Serta untuk rakyat berpenghasilan rendah seharga Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Pembeliannya dengan kredit sangat lunak, pemerintah membantu sebagian biaya pembelian
Kemudian program kendaraan angkutan umum murah dengan perkiraan harga Rp120 juta, program air bersih, program listrik murah dan hemat, peningkatan kehidupan nelayan, dan program peningkatan masyarakat pinggiran perkotaan.
Nantinya 6 program ini akan menjadi kluster ke 4 dari program pro rakyat. Dimana rakyat membeli sesuatu dengan harga sangat murah dengan sebagian dibantu pemerintah.
"Mulai 2012 kedepan saya minta pemerintah untuk menjalankan kebijakan dan program. Saya minta agar DPR bisa mendukung program rakyat. Empat kluster ini cara mengurangi kemiskinan dan peningkatan kesejahteranan rakyat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News