Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi akan terjadi inflasi 0,23% mom pada bulan November 2020.
Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen mengungkapkan, inflasi tersebut juga didorong oleh beberapa indikator seperti konsumsi rumah tangga yang meningkat, juga harga pangan yag memang meningkat.
“Konsumsi rumah tangga kembali meningkat meski masih lambat, seiring dengan program jaring pengaman sosial yang telah disalurkan secara masif oleh pemerintah,” ujar Moekti dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (30/11).
Pun dengan pembelian di ritel yang sudah mulai meningkat meski secara tahunan masih terkontraksi. Dan juga harga pangan yang meningkat meski harga transportasi udara nampak menurun karena rendahnya permintaan.
Baca Juga: Sejumlah ekonom ini memprediksi BI akan menahan suku bunga acuan
Moekti pun memerinci, beberapa harga pangan yang meningkat antara lain harga bawang bombay yang naik 15,05% mom, daging ayam ras yang naik 8,30% mom, dan harga telur yang meningkat 5,31% mom. Akan tetapi, masih ada harga komoditas pangan yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi, seperti harga beras yang turun 0,37% mom dan harga gula yang turun 0,07% mom.
Sementara penjualan ritel pada Oktober 2020 meningkat 0,14% mom meski secara tahunan masih terkontraksi 10,01% yoy. Penjualan ritel secar bulanan yang meningkat ditopang oleh peningkatan penjualan automotive fuels yang naik 3,66% yoy dan peralatan rumah tangga yang naik 0,79% mom.
Lebih lanjut, Moekti melihat kalau inflasi pada keseluruhan tahun akan berada di kisaran 1,52% yoy hingga 2,15% yoy.
Selanjutnya: Survei DRI: Kepercayaan konsumen terhadap pemerintah turun pada Oktober 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News