kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR: Napi yang kabur ancam saja tembak di tempat


Jumat, 12 Juli 2013 / 10:23 WIB
DPR: Napi yang kabur ancam saja tembak di tempat
ILUSTRASI. Setelah memantapkan dirinya sebagai varian dominan, Omicron telah mendefinisikan ulang daftar gejala Covid-19. Salah satunya mual-mual.


Sumber: kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kerusuhan dan kaburnya ratusan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/7/2013), dinilai sebagai persoalan serius. Aparat diminta mencari para warga binaan lembaga pemasyarakatan yang kabur, bila perlu menggunakan ancaman tembak di tempat bila melawan.

“Ini masalah serius. Selain itu, aparat harus imbau agar mereka (tahanan dan narapidana) segera kembali. Kalau tidak kembali maka ancam saja dengan tembak di tempat,” ucap Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat I Gede Pasek Suardika, saat dihubungi, Jumat (12/7/2013). Politisi Partai Demokrat itu juga mengimbau aparat penegak hukum memblokade semua jalan keluar yang kemungkinan dilewati para pelarian.

Mereka yang kabur, lanjut Pasek, harus segera dikembalikan ke dalam sel karena keberadaan mereka di tengah masyarakat akan menimbulkan kerawanan. “Sangat rawan kalau tetap di luar dengan kondisi begitu,” ucap dia.

Selain itu, Pasek mendesak Kementerian Hukum dan HAM memeriksa intensif seluruh petugas lapas. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan aparat hingga terjadi kerusuhan yang berakhir dengan pembakaran lapas.

Seperti diketahui, diduga ratusan orang narapidana dan tahanan melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta, Kamis (11/7/2013). Peristiwa ini bermula saat pasokan listrik dan air ke lapas itu terhenti. Setelah itu, para napi pun melakuan provokasi hingga timbul kerusuhan di dalam lapas yang akhirnya berujung pembakaran di beberapa titik lapas.

Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur dengan sebelumnya menyandera 15 petugas lapas. Hingga kini, Kementerian Hukum dan HAM masih belum mendapatkan jumlah pasti napi dan tahanan yang kabur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×