kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR Akan Bentuk Panja Inalum


Rabu, 28 Juli 2010 / 16:23 WIB
DPR Akan Bentuk Panja Inalum


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Komisi Perindustrian DPR berencana membentuk panitia kerja (panja) untuk membahas rencana pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Sebab, parlemen tidak ingin, pemerintah membeli barang rongsokan.

Inalum adalah proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd (NAA) sejak 1975. Kontrak kerjasama tersebut akan berakhir 2013 nanti.

Pemerintah telah memiliki dua opsi dalam negosiasi kerjasama dengan Jepang ini. Pertama, pemerintah tidak melanjutkan kerjasama. Artinya, pemerintah akan mengambil alih sahaminalummilik NAA. Kedua, Indonesia melanjutkan kerjasama dengan Jepang dengan syarat kontrak berikutnya harus lebih menguntungkan Indonesia. Misalnya Indonesia memiliki saham mayoritas di Inalum. Kini, pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%. Sisanya, 58,88% dikuasai NAA.

Bila ingin mengambil alih Inalum, pemerintah harus menyiapkan dana untuk membeli saham NAA. Total kebutuhan dana diperkirakan mencapai US$ 723 juta.

Hanya saja, DPR mempertimbangkan umur Inalum yang sudah cukup tua. Parlemen khawatir peralatannya sudah tidak mendukung untuk peningkatan produksi. Apalagi, saat ini Inalum juga mempunyai utang senilai US$ 43 juta. “Kami khawatir, saat diambil alih, kita hanya mendapat besi tua,” kata Sukur Nababan, anggota Komisi Perindustrian DPR saat rapat dengar pendapat dengan Direksi Inalum dan Otorita Asahan, Rabu (28/7).

Menanggapi hal itu, Airlangga Hartarto, Ketua Komisi VI pun sependapat. Hanya saja, pembentukan panja tidak bisa dilakukan hari ini.

Komisi VI harus mendapat tambahan penjelasan tentang kinerja dan laporan keuangan Inalum secara detil. “Kalau sudah ada datanya, kita bisa perdalam lagi,” kata Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×