kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dorong Kredit, BI Lanjutkan Kebijakan Makroprudensial Longgar dan Akomodatif


Senin, 08 Mei 2023 / 21:40 WIB
Dorong Kredit, BI Lanjutkan Kebijakan Makroprudensial Longgar dan Akomodatif
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil rapat berkala KSSK di Jakarta, Senin (8/5/2023).


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang longgar dan akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan pembiayaan bagi dunia usaha.

Untuk itu, kebijakan makroprudensial longgar ini mencakup rasio konversi terkait perbankan sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial pada kisaran 84%-94% dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial sebesar 6%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut kondisi likuiditas perbankan tetap dijaga lebih dari cukup dengan rasio alat likuid per Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sekarang memiliki nilai lebih dari 29%.

“Ini tidak hanya menjaga stabilitas sistem keuangan, tapi juga mendorong perbankan terus menyalurkan kredit dan pembiayaan,” ujar Perry di Jakarta, Senin (8/5).

Baca Juga: Kredit Restrukturisasi Masih Tersisa Rp 450 Triliun, Ini Kata Bos OJK

Lebih dari itu, BI mendorong kredit kepada UMKM, Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Pembiayaan Hijau. Program ini terus gencarkan mulai 1 April 2023 lalu dengan besaran total insentif makroprudensial yang dapat diterima bank ditingkatkan dari sebelumnya, dari yang awalnya paling besar 200 bps menjadi paling besar 280 bps.

Adapun total insentif tersebut terdiri dari insentif atas kredit pembiayaan kepada sektor prioritas paling tinggi sebesar 1,5%, insentif atas penyaluran KUR, dan kredit UMKM meningkat dua kali lipat menjadi paling tinggi sebesar 1%, serta insentif makroprudensial untuk penyaluran kredit dan pembiayaan hijau paling tinggi 0,3%.

Selain itu BI juga merelokasi penerima insentif makroprudensial, khususnya kepada sektor-sektor yang belum pulih seperti di bidang transportasi, hotel dan restoran, serta industri kulit dan alas kaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×