Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menolak pelacakan kontak. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Doni Monardo.
Doni mengatakan bahwa penanganan kesehatan merupakan sebuah kerja kemanusiaan. Oleh karenanya, lanjut Doni, tenaga kesehatan hendak memastikan gejala sakit dikenali lebih awal dan demikian juga dengan riwayat kontak pasien.
"Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah. Ini karena mayoritas penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala (OTG),” tutur Doni seperti dalam keterangan tertulisnya yang Kompas.com terima.
Menurut Doni, titik paling krusial saat ini dalam memperkecil risiko kematian akibat Covid-19 dengan menjaga agar pasien tidak berpindah fase atau kategori sakit. Selain itu, diusahakan pula bagi pasien agar tetap dengan gejala ringan sehingga lebih mudah disembuhkan.
Baca Juga: PSBB transisi berakhir hari ini, Jakarta catat penambahan kasus covid-19 tertinggi
“Ini adalah prioritas dokter dan tenaga kesehatan sekarang, apalagi dalam seminggu terakhir tingkat penularan cenderung meningkat,” papar Doni.
Lebih lanjut, Doni menjelaskan, kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Sabtu (21/11/2020) yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 4.998 dalam sehari. Adapun Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta tercatat sebagai provinsi tertinggi penyumbang kasus, yakni mencapai 1.579 atau 31,6% dari kasus nasional. Kenaikan angka ini menyusul berbagai kasus kerumunan di wilayah.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid 19 meminta kluster kerumunan secara sukarela melakukan tes corona
“Dengan tambahan kasus pada Sabtu, tercatat 493.308 orang terkonfirmasi positif, sedangkan 413.955 di antaranya sembuh atau sekitar 83,9%,” terang Doni.
Sementara itu, kata Doni, total pasien meninggal sebanyak 15.774 orang, bertambah 96 orang dibandingkan total pasien meninggal sehari sebelumnya. “ Pasien meninggal di seluruh dunia telah mencapai 1,39 juta jiwa,” ujarnya.