kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

DKI Jakarta bertepuk sebelah tangan soal Aetra


Minggu, 20 Oktober 2013 / 19:47 WIB
DKI Jakarta bertepuk sebelah tangan soal Aetra
ILUSTRASI. Cek Link Pendaftaran Beasiswa Aperti BUMN 2022 Ini, Bisa Kuliah Gratis di Kampus BUMN.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyandingkan kepemilikan dua operator air minum di Jakarta, yakni PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) dengan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) bakal menemui jalan terjal.

Setelah upaya due diligence atau uji tuntas mengakuisisi 100% saham Palyja berjalan, kini Pemprov DKI Jakata berencana melakukan hal yang dengan Aetra. Sayangnya, rencana itu bakal sulit dilakukan. Sebab, pihak Aetra tak tertarik melepas perusahaannya .

"Kami memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan. Tidak ada jaminan pula jika perusahaan dikelola Pemprov DKI Jakarta (diakuisisi) akan jauh lebih baik dari sekarang," ujar Selim, akhir pekan lalu.

Selim berharap, Pemprov DKI Jakarta bisa mengerti alasan Aetra tak mau melepas kepemilikan perusahaan. Ia bilang, akan berisiko jika Pemprov DKI memaksakan kehendak mengambil alih perusahaan yang tidak ingin dijual tersebut.

"Ini menyangkut iklim investasi, saya khawatir calon investor berpikir ulang untuk menanamkan modal jika pola seperti ini masih terjadi," katanya. Presiden Komisaris Aetra, Meelan Gurung mengakui, bahwa banyak tekanan menjual Aetra.

Namun, ia bilang, hingga saat ini tak ada satupun pihak yang datang untuk membeli Aetra. "Tidak ada pihak yang mencoba bertanya soal apakah Aetra akan djual atau tidak," katanya. Kendati begitu, pria asal Nepal itu menyatakan tak berniat menjual perusahaan itu.  Pasalnya dalam 5 tahun terakhir, Aetra sudah berinvestasi sangat besar untuk pengembangan bisnis.

"Jadi tak mungkin kami menjual Aetra kepada siapa pun, yang kami jual hanya air bersih bukan perusahaan," tegasnya. Sekadar informasi saja, sejak 1998-2013 ini, Aetra mengklaim telah berinvestasi lebih dari Rp 1,6 triliun. Saat ini jumlah pelanggan Aetra mencapai 396.052 pelanggan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan rencana mengambil alih pengelolaan air bersih di Jakarta dari Palyja dan juga Aetra. Menurut Ahok, pihaknya sudah menginstruksikan dua perusahaan daerah membeli saham Palyja dan juga Aetra.

Usai diambil alih, Ahok berharap Palyja dan Aetra fokus mengelola pelayanan air bersih Ibukota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×