Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 diperkirakan defisit hingga 2,5%. Beberapa tekanan mengharuskan Indonesia mengeluarkan kebijakan fiskal.
Salah satu tekanan yang terasa hingga saat ini adalah penyebaran virus corona (COVID-19). "Saat ini, kita mengindikasikan defisit itu ada dalam kisaran antara 2,2% hingga 2,5%," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat di Istana Presiden, Senin (9/3).
Baca Juga: IHSG hari ini ambles 6,58% ke level 5.136, ini deretan penyebabnya
Penyebaran COVID-19 menekan ekonomi baik di Indonesia mau pun di luar Indonesia. Tekanan ekonomi di luar Indonesia pun berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
Sri mengakui kondisi akibat COVID-19 sangat dinamis. Meski begitu pemerintah terus merancang kebijakan fiskal yang meminimalisir dampak ekonomi akibat COVID-19.
Asal tahu saja saat ini pun pemerintah telah merancang sejumlah stimulus. Antara lain stimulus untuk sektor pariwisata baik hotel restoran, hingga sektor manufaktur.
Selain itu, Sri juga mendorong untuk melihat perkembangan sisi penerimaan. Pasalnya harga komoditas seperti minyak bumi juga menunjukkan gejolak di tahun 2020.
Baca Juga: Siap hadapi corona, ini saham-saham jagoan Mirae Asset Sekuritas
"Penerimaan kita dari sisi migas maupun pajak yang lain pasti akan juga mengalami tekanan kalau dari sisi komoditas harganya turun dan kegiatan ekonomi melemah," terang Sri.
Asal tahu saja, harga minyak dunia pun mengalami penurunan dalam dua hari terakhir. Meski begitu Sri bilang hal itu merupakan indikasi awal dari kondisi dua bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News