kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ditahan Kejaksaan Agung, ini peran 5 orang di mega skandal investasi Jiwasraya


Selasa, 14 Januari 2020 / 22:14 WIB
Ditahan Kejaksaan Agung, ini peran 5 orang di mega skandal investasi Jiwasraya
ILUSTRASI. Mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung Jampidsus Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/1/2020). Hendrisman Rahim ditahan terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan d


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Kejaksaan Agung resmi menahan lima orang tersangka terkait mega skandal investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Saat ini, masih ada belasan orang yang diperiksa oleh kejaksaan agung terkait mega skandal investasi di Jiwasraya yang ditengarai merugikan negara sampai Rp 13,7 triliun.

Sekadar mengigatkan, kasus Jiwasraya memantik perhatian publik. Pemicunya adalah gagal bayar pemegang polis Saving Plan Jiwasraya. Gagal bayar ini terjadi pada Oktober 2018.  Dalam suratnya ke sejumlah bank-bank yang menjual produk saving plan, Jiwasraya mengaku menyerah tak bisa membayar polis JS Plan senilai Rp 802 miliar.

Sontak, ini mengejutkan publik. Dari sini pula,  satu per satu persoalan Jiwasraya terungkap. Tak hanya default alias gagal bayar polis, Jiwasraya juga mengalami krisis likuiditas yang superparah. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan,ekuitas Jiwasraya sudah negatof Rp 10, 24 triliun pada akhir 2017.

Dari situlah, kasus lantas bergulir. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mulai ikut menelisik masalah Jiwasraya pada  Juni 2019. Lantas, Kejaksaan Agung mengambil alih masalah Jiwasraya di Desember 2019.

Salah satu pencetus pengambil alihan adalah laporan dari Kementerian BUMN atas penyimpangan investasi di Jiwasraya dengan indikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan direksi lama Jiwasraya, manajer investasi dan tokoh-tokoh yang disebut-sebut menjadi mafia pasar modal. Indikasi kerugian negara dari kasus Jiwasraya segede Rp 13, 7 triliun.

Dan, 14 Januari, Kejaksaan Agung menetapkan lima orang tersangka sekaligus menahannya.   Kelima orang tersebut tiga dari manajemen lama Jiwasraya dan dua lainnya adalah pihak eksternal Jiwasraya. Inilah peran mereka yang ditahan lebih dulu oleh Kejaksaan Agung (baca berikutnya)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×