/2021/06/11/1623710191.jpg "Dimsum Bond Bakal Rilis Akhir Tahun, Ekonomi Nilai Waktunya Tepat untuk Pembiayaan")
Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menerbitkan global bond dalam denominasi mata uang Renminbi (RMB) yakni Dimsum Bond pada kuartal IV-2025 dinilai tepat untuk mendukung kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di awal tahun 2026.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, juga menyampaikan bahwa penerbitan Dimsum Bond masih sesuai jadwal, meski detail waktunya belum dapat diinformasikan.
"Waktu persis penerbitannya belum dapat diinformasikan terkait dengan protokol/ketentuan pasar modal. Mengingat Dimsum Bond adalah instrumen market dan tradeable, tentunya imbal hasil (yield)nya akan ditentukan pada saat penerbitan sesuai dengan market price saat itu," ujarnya kepada Kontan, Senin (6/10/2025).
Baca Juga: Setelah Kangaroo Bond, Pemerintah Siapkan Penerbitan Dimsum Bond pada Kuartal IV-2025
Menanggapi hal tersebut, Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai momentum penerbitan Dimsum Bond ideal dilakukan pada bulan November atau awal Desember 2025.
“Kalau menurut kita sih waktu yang tepat sekitar periode November, atau awal Desember, terutama ini akan digunakan pembiayaan negara di awal tahun depan,” kata Myrdal kepada Kontan, Senin (6/10/2025).
Myrdal memperkirakan, pemerintah akan memilih tenor 5 tahun dan 7 tahun.
“Untuk tenor 5 tahun yield-nya di kisaran 3,8%-4%, sementara tenor 7 tahun sekitar 4,1%. Dengan kondisi suku bunga global saat ini, instrumen ini masih cukup menarik,” jelasnya.
Baca Juga: Penerbitan Kangaroo dan Dimsum Bond Dinilai Menarik, Ini Faktor Pendorongnya
Lebih lanjut, pasar Tiongkok menurutnya memiliki basis investor yang luas serta minat besar pada instrumen surat utang yang menjanjikan dengan imbal hasil menarik.
“Kalau pemerintah bisa memanfaatkan momentum, Dimsum Bond bisa menjadi salah satu strategi pembiayaan global dengan biaya yield relatif murah,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
