Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dinilai masih sehat, meski di bawah bayang-bayang kondisi global yang masih tidak pasti dan juga banyak negara yang melakukan revisi pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, walaupun saat ini banyak pihak yang menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% itu terlalu tinggi, tapi dengan melihat fluktuasi komoditas dan berbagai fenomena di regional dan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia, menuru Sri Mulyani bisa tumbuh di atas 5%.
Baca Juga: Wow, kekayaan 20 keluarga terkaya di Asia ini menembus Rp 6.403 triliun
Sri Mulyani mengatakan, fenomena yang terjadi di regional saat ini adalah melihat dari sisi permintaan. Sektor konsumsi dinilai masih kuat, bahkan di kuartal-II 2019 yang terkena imbas pelemahan kurs dan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), konsumsi ini masih tumbuh di atas 5%.
"Menimbang dari kondisi ini, sektor konsumsi masih bisa diandalkan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5%," ujarnya, Rabu (18/9).
Hanya saja, yang perlu menjadi perhatian adalah sisi investasi. Ternyata investasi tercatat lebih landai.
Belum lagi ada masalah dari sisi eksternal, yang menyebabkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mencatat pertumbuhan negatif. Pemerintah pun melihat sektor primer masih mengalami tekanan karena ketidakpastian global.
Baca Juga: Produksi rokok berpotensi turun 15% tahun 2020 sebagai dampak kenaikan cukai
Untuk mengatasi itu, Sri Mulyani pun mengaku bahwa pemerintah masih mengandalkan kebijakan fiskal untuk menjaga momentum yang ada. Hal ini dengan memberikan insentif-insentif yang dirasa memang diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News