kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia masih sehat


Rabu, 18 September 2019 / 20:33 WIB
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia masih sehat
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dinilai masih sehat, meski di bawah bayang-bayang kondisi global yang masih tidak pasti dan juga banyak negara yang melakukan revisi pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, walaupun saat ini banyak pihak yang menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% itu terlalu tinggi, tapi dengan melihat fluktuasi komoditas dan berbagai fenomena di regional dan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia, menuru Sri Mulyani bisa tumbuh di atas 5%.

Baca Juga: Wow, kekayaan 20 keluarga terkaya di Asia ini menembus Rp 6.403 triliun

Sri Mulyani mengatakan, fenomena yang terjadi di regional saat ini adalah melihat dari sisi permintaan. Sektor konsumsi dinilai masih kuat, bahkan di kuartal-II 2019 yang terkena imbas pelemahan kurs dan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), konsumsi ini masih tumbuh di atas 5%.

"Menimbang dari kondisi ini, sektor konsumsi masih bisa diandalkan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5%," ujarnya, Rabu (18/9).

Hanya saja, yang perlu menjadi perhatian adalah sisi investasi. Ternyata investasi tercatat lebih landai.

Belum lagi ada masalah dari sisi eksternal, yang menyebabkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mencatat pertumbuhan negatif. Pemerintah pun melihat sektor primer masih mengalami tekanan karena ketidakpastian global.

Baca Juga: Produksi rokok berpotensi turun 15% tahun 2020 sebagai dampak kenaikan cukai

Untuk mengatasi itu, Sri Mulyani pun mengaku bahwa pemerintah masih mengandalkan kebijakan fiskal untuk menjaga momentum yang ada. Hal ini dengan memberikan insentif-insentif yang dirasa memang diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×