Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
SIDNEY. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Presiden Joko Widodo pada hari pertama kunjungannya di Australia langsung mengadakan pertemuan bisnis dengan belasan investor dari negeri tersebut yang membahas beragam kerja sama, seperti pertambangan dan pariwisata.
"Kira-kira sepuluh perusahaan dan dua asosiasi yang juga didampingi pemerintah Australia, dan sektornya cukup beragam dari pertambangan, khususnya pertambangan emas, yang jumlah investasinya besar," kata Kepala BKPM Thomas Lembong di Hotel Shangrilla, Sidney, Sabtu (25/2).
Untuk nilai investasi di sektor pertambangan emas, Thomas menjelaskan, per perusahaan rata-rata berjumlah Rp 7 triliun - Rp 13 triliun.
Kepala BKPM mengatakan usaha tambang emas sedang berjalan dengan baik dan berperan strategis untuk Indonesia yang juga dapat berperan sebagai devisa.
Tertarik Lombok dan Raja Ampat
Sementara pada sektor pariwisata, Thomas mengatakan Australian merupakan bangsa yang memiliki jiwa kemaritiman begitu kuat.
"Australia sangat kuat, punya budaya, mereka suka naik perahu berlayar untuk liburan," jelas dia.
BKPM mencatat terdapat perusahaan asal Negeri Kangguru yang tengah membangun marina di Lombok dan juga di Raja Ampat untuk mengembangkan wisata Indonesia.
Kendati, menurut Thomas, nilai investasi Australia di bidang pariwisata belum signifikan, namun hal itu dapat membuka sektor investasi baru di destinasi wisata.
"Kemudian jasa-jasa pendukung dan kemudian pariwisata itu bisa menghasilkan devisa. Wisatawan mancanegara bawa devisa berlayar di kepulauan-kepulauan semua bayar pakai devisa. Jadi di awal tidak besar, tapi dampak ke masyarakat, lapangan kerja, sangat lumayan," tambah Thomas.
Thomas juga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi menampung aspirasi dan keluhan dari para investor Australia untuk kemajuan ekonomi bersama.
"Jangan sampai kita dibawa tenggelam dengan regulasi yang berlebihan, bahkan beliau mengatakan ini kan fragmentasi, kalau masing-masing daerah bikin aturan sendiri-sendiri, standar dan format sendiri maka kita pasar yang besar, tapi kemudian diubah menjadi ratusan pasar yang kecil-kecil," kata Thomas.
Pada awal Maret 2017, Indonesia juga akan menyelenggarakan Indonesia-Australia Business Meeting di Jakarta yang dapat menjadi peluang memperbesar kerja sama kedua negara di bidang investasi, jelas Thomas.
BKPM menargetkan total investasi Australia ke Indonesia dapat mencapai US$ 3 miliar atau setara Rp 39 triliun dalam 3-5 tahun kedepan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News