Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah optimistis tahun ini sektor pariwisata bisa menyumbang devisa hingga US$ 10 miliar. Dengan sejumlah program dan perbaikan, lima tahun mendatang, jumlah devisa ditargetkan bisa dua kali lipat menjadi US$ 20 miliar.
Rizal Ramli, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman mengatakan, beberapa strategi yang akan dilakukan guna mencapai target itu antara lain memberikan insentif bebas visa bagi sejumlah negara.
"Sebelum akhir tahun, kami akan berikan 20 negara bebas visa (lagi), termasuk (negara-negara) Eropa Timur," ujarnya, Selasa (24/11).
Namun, lanjut dia, pihaknya membuat pengecualian bagi negara-negara yang aktif melakukan perdagangan narkotika, memiliki pemahaman ekstrem yang berpotensi menyebar ideologi itu ke Indonesia. Selanjutnya, ia akan melonggarkan ketentuan izin kapal pesiar untuk singgah di Indonesia. Saat ini, pemberian izin bisa berbulan-bulan lamanya.
Nanti, pihaknya akan membuat kebjiakan yang bisa memperepat izin menjadi hanya beberapa hari saja. Begitu juga dengan izin terhadap yacht. Sehingga, tahun depan, diharapkan akan ada kapal pesiar dan yacht yang mampir ke Indonesia dan menikmati wilayah pariwisata di Indonesia.
Kemudian, dalam lima tahun ke depan, pihaknya akan mengembangkan 10 kawasan pariwisata di luar Bali. Kesepuluh tempat wisata itu antara lain Danau Toba, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika, Labuan Bajo, Lombok Selatan, dan Raja Ampat.
Sejalan dengan pengembangan 10 wilayah pariwisata ini, pemerintah akan membentuk badan otoritas pariwisata. Badan ini akan dikukuhkan dalam Keputusan Presiden (Keppres). Rizal menargetkan, sebelum tutup tahun 2015, Keppres ini sudah dirilis. Adanya kebijakan-kebijakan ini diharapkan bisa mendongkrak jumlah turis dari 10 juta turis tahun ini menjadi 20 juta turis di tahun 2019 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News